Dear Grandpa

Cilacap, 25 Desember 2011

Halo Mbah Kakung,
Ini Desember kelima tanpamu. Mbah, cerita aku menumpuk lima tahun ini tanpa pernah mbah ikutin lagi. Dan sekarang, Lala cerita semua untuk mbah.

Mbah, inget dengan buku RPUL yang Mbah kasih? Mbah kasih di teras rumah Mbah, sore hari dan aku masih duduk di kelas 3SD. Mbah bilang, aku perlu buku RPUL biar aku bisa makin ngerti dengan pelajaran IPS. Buku itu masih ada kok Mbah, cuma bukunya jadi kebelah dua, tapi tenang, udah Lala lakban biar jadi satu buku utuh lagi.

Mbah inget gak, waktu Mbah kasih RPUL itu, Mbah bilang kalau aku harus sekolah setinggi-tingginya dan jadi sarjana? Mbah, sekarang Lala udah sarjana. Do you proud of me? Sebenernya, Lala pengeeen banget Mbah masih ada dan bisa liat Lala berhasil sampai di sarjana. Tapi, Allah bilang lain ya Mbah.

Kamis 22 Desember kemarin, Lala sidang skripsi Mbah. Ah, seandainya Mbah datang ke sidang skripsi aku, mungkin Mbah bisa senyum ya. Mbah, Lala seneng banget waktu kemarin pengumumannya, Lala lulus dengan yudisium cumlaude. Mbah senang?

Lala masih inget kok setiap sore ke rumah Mbah untuk nganter koran, nonton berita di TV sama Mbah, dan dengerin Mbah ngomongin tentang berita yang lagi hot. Mbah tau, dari situ bikin Lala makin penasaran dengan dunia pemberitaan. Dan itulah salah satu alasan Lala masuk Jurnalistik Unpad setelah Mbah meninggal.

Mbah, Lala pengeeeen banget Mbah bisa baca tulisan berita yang Lala bikin pertama masuk koran beberapa bulan lalu. Tapi udah gak bisa ya Mbah. Ah, seandainya masih bisa, pasti Lala akan jauh lebih semangat untuk terus ada di dunia jurnalistik ini ya Mbah.

Mbah, 5 tahun berpisah itu lama ya ternyata. Lala kangen Mbah, kangen nge-teh dan makan kepok tiap pagi sama Mbah, kangen ngobrol di teras rumah Mbah sore hari, kangen jalan kaki ke pelabuhan pagi-pagi sama Mbah. Banyak banget Mbah. Tapi, Lala berusaha mewujudkan harapan-harapan Mbah ke Lala.

Lala udah jadi bagian dunia jurnalistik Mbah, yang produknya adalah favorit Mbah. Lala udah jadi sarjana, seperti yang Mbah inginkan. Lala udah bisa setir mobil sendiri sekarang, kayak yang Mbah bilang Lala harus mandiri biar ga dianter-anter terus. Tapi Lala masih belum jago main gitar Mbah.

Mbah, Lala kangen. Rasanya Lala pengen ketemu Mbah dan bilang "Mbah, Lala udah sarjana sekarang, persis yang Mbah ingin". Dan Lala pengen liat Mbah senyum bangga dengan ucapan Lala, sama seperti dulu aku bilang "Mbah aku naik kelas".

Ah, Mbah, ada beberapa hal yang berubah dari aku. Sekarang bahasa jawa kromo inggil aku udah lebih baik dari dulu. Kalau dulu aku harus tanya Mbah dulu untuk tau arti bahasa Jawa Kromo, sekarang aku udah bisa ngobrol pake bahasa Jawa Kromo Inggil.

Dan Mbah tau, Lala udah beberapa kali magang kerja di kota yang berbeda. Ini kesamaan kita ya Mbah. Pergi dari satu kota ke kota lain, hehe.. Ah, seandainya masih ada Mbah, pasti kita bisa jalan-jalan bareng lagi ya Mbah di Mangga Dua.

Mbah, Lala masih suka nyesel ketika hari-hari terakhir Mbah, Lala gak ada di samping Mbah. Padahal waktu malem-malem Lala jenguk Mbah di rumah sakit, semua orang yang ada Mbah panggil dengan "Lala". Dan waktu kumpul keluarga di rumah Mbah, Mbah panggil semua anak Mbah dan cucu-cucu Mbah dengan "Lala".

Mbah tau, itu bikin Lala sedih sekaligus seneng. Lala sedih karena ingatan Mbah menurun drastis, tapi Lala seneng, karena cuma Lala yang Mbah inget. Tapi itu yang bikin Lala sedih Mbah, ketika Mbah panggil semua Lala dan Mbah mau ada Lala, justru Lala gak bisa ada di samping Mbah buat nemenin Mbah.

Dan ketika Lala mau ke rumah Mbah, Mbah udah pergi duluan ke Allah. Lala cuma bisa liat Mbah diam di kasur dan gak pernah panggil Lala lagi. Ah Mbah, Lala ngerasa salah banget, maafin Lala ya. Karena itu, setelah Mbah pergi, Lala berusaha bikin harapan Mbah ke Lala terwujud semua.

Mbah, semoga cerita aku bisa bikin Mbah tersenyum ya di sana. Terima kasih untuk segala motivasi, dukungan, dan segala hal yang Mbah kasih ke aku untuk bikin aku jadi seorang yang mandiri. I love you, Mbah Kakung, I do.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Kamu. Siapa?

Suara-suara kaki kecil berlarian masih samar tedengar
Riuh tawa itu masih jelas
Masih sama
Tak pernah ada yang berubah
Sampai di sini

Entah berapa ribu hari kita bersama
Memahami dalam diam
Mencari jawab dalam sorot mata
Bercerita dengan tawa dan diam murung

Semua kita bagi
Tawa, sedih, tangis, hingga diam tanpa makna
Ribuan kilometer kita tempuh
Aneka nomor kita pijit
Untuk pertemuan dan obrolan singkat penuh arti
Rindu.

Semua tak lagi sama
Aku merasakannya
Rindu itu menguap hilang tertiup angin
Dan entah berlabuh di mana

Bukan rinduku, tapi kamu
Ribuan hari itu seakan sia-sia
Tak ada lagi pertemuan penuh arti
Menghilang sudah obrolan sejuta makna
Entah jatuh di mana

Kau tahu, aku bahkan nyaris tak mengenalmu
Sekejap kau adalah kamu yang dulu
Sekejap kemudian kau berubah
Kau terlalu drastis berubah, hingga aku mulai kehilanganmu


Antara kota impian dan kota realita dengan kmu yang tertinggal puluhan kilometer di belakangku.
4 November 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

September: Berkenalan (Kembali) dengan Diri Sendiri

Banyak hal yang aku lalui sepanjang tahun ini. Dan itu benar-benar amazing. Hampir semua yang aku impikan selama ini, terjadi di tahun ini. Ya, merasakan kerja di koran, televisi, dan majalah. Gak hanya itu, berpindah kerja dari satu kota ke kota lain pun amat sangat aku rasakan. Dan itu luar biasa.

Ya, itu sama seperti apa yang aku mau. Tahun ini memang sangat nomaden. Dua bulan pertama di tahun ini, stay di Bandung. Bulan selanjutnya di Cilacap. April sampai Mei di Jogja. Juni di Jatinangor. Juli dan Agustus di Jakarta. September di Jatinangor. Dan Oktober kembali ke Jogja. Lalu November dan Desember akan kembali lagi ke Bandung. It's so fun!! Yah, walaupun pasti akan capek, but it's okay as long as I'm happy.

Di antara berbulan-bulan aku melanglang dari satu kota ke kota lain, di bulan September inilah aku kembali berkenalan dengan diriku. Ya, setelah ada tawaran kerja itu, aku kembali berkenalan dengan aku. Tentang apa yang aku mau, tentang apa yang aku cari.

Menjadi jurnalis memang menjadi keinginan aku sejak dulu. Tapi ditembah dengan ilmu dan pengalaman yang aku dapat dari awal tahun ini membuat aku berpikir dua kali untuk jadi jurnalis. Tentang jam kerja yang ga pernah pasti. Dan setelah aku mengetahui sedikit tentang pola kerja jurnalis, setidaknya aku tahu kenapa mama sempat tidak setuju aku menjadi jurnalis.

Tawaran itu terlalu menggiurkan terutama setelah percakapan singkat dengan senior di tempat magang beberapa waktu lalu. Realistis, ujarnya. Dan entah, saat itu juga aku mengalami dilemma. Walaupun aku tahu, aku masih punya tanggungan besar untuk aku sendiri dan orang tuaku, skripsi.

Jelas skripsi menjadi hal paling utama yang akan aku dahulukan. Tapi tetap saja aku dilemma antara menjawab ya atau tidak. Hingga akhirnya seorang teman berkata, "Kenapa gak bilang iya aja? Kamu bisa aja gak bakal dapat kesempatan ini lagi. Cari kerjaan sekarang susah loh. Belum tentu kamu lulus kamu bisa langsung dapet kerjaan". Cukup menusuk dan cukup membuat saya berpikir. Hingga akhirnya saya terima. Toh ini sesuai impian saya, Menjadi jurnalis dan di desk yang saya inginkan.

Kemudian perkenalan saya dengan diri saya tidak berakhir di situ. Hingga akhirnya saya kembali mengenal diri saya lebih dalam lagi. Saya sedikit melupakan hal penting dalam diri saya. Ya, saya lupa dengan diri saya sendiri. Saya lupa kalau saya bukan robot yang harus terus menerus mengerjakan hal-hal apapun. Saya lupa ini.

Saya, selalu memaksa diri saya untuk apapun itu. Bangun tidur, lalu ke kampus, mengerjakan skripsi, pulang, mengerjakan pekerjaan, lalu tidur. Begitu terus. Saya lupa bagian saya adalah saya seorang manusia dan bukan robot. Saya lupa bagian itu. Saya lupa dengan diri saya sendiri yang butuh santai, istirahat sejenak, no stress, dan waktu untuk diri saya sendiri.

Saya sadar mengapa saya tak bisa menjawab mengenai apa yang saya cari dan apa yang saya tuju. Karena saya melupakan diri saya sendiri. Setelah saya menyadari itu, saya menemukan semua jawaban apa yang saya cari, apa yang saya tuju. Saya mencari saya yang saya kenal. Seorang Lala yang bisa mengenal dirinya dan mengerti apa yang dimaunya. Dan itu yang hilang sejenak dari saya. Saya menemukan tujuan saya, sebuah tempat yang membuat saya bahagia.

Dan sekarang saya tahu apa yang saya cari -seorang Lala yang bisa menuntun dirinya sendiri dan sebuah tempat yang bisa membuatnya rileks sehingga melahirkan idenya tanpa rasa tertekan-, dan apa yang saya tuju -impian yang selama ini saya ciptakan dan apa yang telah menjadi target saya sejak lama-

Saya tahu, semua yang saya lakukan hingga sekarang bukanlah akhir dari pencarian dan tujuan saya, tapi saya tahu dan saya yakin, ini adalah sebuah proses menuju tujuan saya. Dan saya tahu, ke mana saya harus berjalan menuju tujuan saya.

Namun, terlepas dari itu semua, seluruh peristiwa dan semua hal yang terjadi pada saya, membuat saya menjadi lebih mengenal jauh siapa saya. Membuat saya mengenal tentang saya, bukan hanya sisi egoisme saya, tapi juga mengenai bagaimana saya dan semua proses yang terjadi dalam diri saya termasuk mengenai pola pikir saya. Dan yang paling penting, inilah yang membuat saya makin mencintai dan bersyukur tentang diri saya dan hidup saya. :)

Kadang kala jalan yang sedang kita lalui tidak sepenting jalan yang akan kita tuju -- Kevin Smith

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Perjalanan Menuju 22 yang Menyenangkan

Dalam hitungan beberapa minggu lagi, aku akan menginjak usia 22. Angka kembar dengan sejuta rencana di dalamnya. Well, perjalanan aku menuju 22 benar-benar luar biasa menyenangkan. Sejuta kejadian dalam perjalanan menuju 22 bener-bener bikin aku tersenyum lebar dan terus bilang "Terima Kasih Allah".

Being twenty-something is not hard as I thought. It's so fun being twenty-something. Ya walaupun gak semua bakal nyenengin, tapi ini adalah fase hidup aku yang bisa dikatakan menjadi favorit aku. Perjalanan menuju 22 mungkin dimulai setelah tiga bulan aku berusia 21.Bulan November 2010, aku dan dua adek aku ditinggal sementara oleh mama papa untuk naik haji.

Aku dan adek cewe aku, Lia ada di Nangor untuk kuliah, sedangkan Upi, adek cowo aku di Cilacap sama Mbah karena dia sekolah. Jadi hampir tiap malem telponan sama Upi deh. Dan intinya adalah, selama ditinggal haji itu, bener-bener deh aku jadi terbuka mata kalo hidup aku ga cuma aku aja, ada keluarga aku loh di dalemnya ada dua adek aku yang mesti aku jaga. Yah, intinya dari itu adalah aku jadi deket sama mereka. Upi yang sering nelpon ga tau waktu bahkan ketika aku lagi kuliah pun cuma buat nanya yang ga penting, tapi itu bener-bener yang bikin "Gw kakak, emang gini harusnya gw, ada untuk adek2 gw ketika mereka butuh".

Perjalanan menyenangkan lain ketika akhir tahun. Akhirnya mama papa pulang dan kita berkumpul. Ga tau ya, rasanya bener-bener beda kumpul sama keluarga setelah terpisah sebulan lebih. Oke,gw sering pulang tiga bulan sekali trus baru kumpul, tapi ini beda. Lebih deket dan bener-bener kerasa aja ngumpulnya.

Di awal tahun baru, tepatnya abis UAS di kampus, aku mulai kerja praktek alias job training demi tugas kuliah. Yang aku ambil adalah salah satu harian ekonomi tapi yang perwakilan Jawa Barat. Bareng seorang temen, maka, hari-hari aku sebagai wartawan magang dimulai.

Awalnya, bener-bener ga betah. Sampe tiap pulang kerja bukan langsung ke kamar, tapi ke kamar teh hani dulu buat curhat, sampe nangis kadang. Sadar sih yang bikin ga betah adalah pola kerja yang beda sama pola kuliah. Ada rasa kaget dari aku sendiri menghadapi dunia baru ini. Sampe akhirnya setelah tiga minggu, baru aku bisa nyesuaiain dan mlai terbiasa dengan pola hidup yang berangkat pagi buat kerja dan pulang malem. Dari mulai terbiasa itu sampe akhirnya aku menikmati itu semua.

April 2011, setelah selesai magang di media ekonomi itu, aku beralih ke Jogja untuk magang di salah satu televisi lokal di sana. Sebenarnya ini adalah kenekatan tanpa pikir panjang. Dari februari, aku udah ngerencanain untuk magang di tv lokal jogja. Makanya pas Maret, begitu selese di koran itu, aku langsung masukin lamaran ke tv itu. Asli, aku ga mikir itu kantor ada di daerah mana, trus tinggal di mana. Sama sekali nggak. Semua hanya kenekatan.

Modal daftar di sana adalah karena aku cinta jogja dan aku mau banget untuk tinggal di sana. Itu aja.

Dan April, mulailah aku hidup di sana, Jogja. Ya, di daerah berbah, tepatnya di jalan Wonosari km 9, di dusun Gandu, Sendang tirto. Yap, kosan aku emang masuk kampung-kampung gitu, tapi ga jauhlah dari jalan raya. Kantor juga deket, tinggal jalan kaki 10 menit doang, ihihi.. Mau jalan-jalan juga oke, walau waktunya terbatas. Kalo mau jalan-jalan nih, harus nunggu bis dulu yg ke arah terminal, dari terminal naik transjogja deh buat keliling. Kalo balik, harus udah di terminal jam 4 ato ga, terpaksa ngongkos lebih pake taksi, soalnya bis yg ke arah kosan aku paling telat jam stgh 5.

Di Jogja ini, bener-bener banyak kesempatan yang amat sangat nyenengin. Liputan ke daerah yg kena lahar dingin di Muntilan sama mas Hari ato mas Pur. Dan itu bener-bener liat gimana kali Gendol di cangkringan yg waktu itu lagi dikeruk. Liat juga kali putih di muntilan yang jadi lebih tinggi dari darata, rumah2 warga yang ketimbun abu, batu2 gunung merapi yang super jumbo di pinggir jalan. Wow!!

Ga cuma itu, liputan lainnya juga ga kalah seru. Nonton pertunjukan teater, tradisi jalan sambil diam dari monjali ke keraton, wawancara Sri Sultan, bener2 oke banget deh. Makin suka sama Jogja lah.

Selesai dari situ, balik lagi aku ke Jatinangor. Ngapain? ga tau. Haahaha.. Jadi di Jatinangor nyusun laporan job, ngumpulin, yah gitu-gitu. Niatnya sih mau pulang ke Cilacap dan ngerjain di rumah, tapi berdasarkan pengalaman, bawa tugas ke rumah ga efektif, karena di rumah cuma makan-tidur-nonton tv. Jadilah ngerjain dulu sampe selese, baru pulang ke cilacap.

Pertengahan sampe akhir Juni diam di Cilacap. Bner-bener di rumah aja, ga ngapa2in. Hahaha, paling bantuin mama aja sih, sama ngajarin upi masak. Kebayang lah ya, aku aja masak cuma gitu-gitu aja pake ngajarin upi, haha..

Juli awal kembali ke nangor dengan judul usmas dan tekad yang bulat bareng ifa biar bisa lulus november. Dari situ, kita rajin banget tuh ke pusdatin. Nyariin skripsi, dibaca, gitu2 terus. Nyariin dosen buat ditanya-tanyain. Gak cuma itu, acara kumpul bareng temen juga jadi prioritas, haha.. Kumpul bareng Jakah dan Ike. Makan sambil curhat dan lanjut karaoke dan ngegalau. ahaha..

Jujur deh, gw kangen banget ngumpul sepuas hati kayak dlu sama temen2.. Bareng Eca, Ana, Ike, Jakah, Diana karaokean sampe puas, sampe suara serak. Dulu nih waktu jaman produksi, setiap hari sampe eneg ketemu orang itu lagi. Jadi jadwal tetap gitu, jam 8 pagi ngumpul, pergi masing2 cari berita, dan ngumpul lagi jam 7 sampe 9 malem. Selalu. Klo ga, pake acara nginep bareng.

Kalo udah nginep bareng, emang suka aneh sih kita. Yang tiba-tiba jam 10 ato 11 pengen karaoke lah ato ngebubur kacang ijo. Ya, jadi aja, berenam jam 10 malem ke jatos buat karaoke. Ahahaha..

AAh, gw kangen banget sama mereka.

Juli ini ato sebulan sebelum ultah aku, aku magang lagi di sebuah majalah ekonomi. Info permagangan ini dari sepupu aku dan papa aku jadi ikut2an dukung biar aku magang di sini. Well, jujur ya, pdahal abis magang di koran ekonomi dulu, aku pernah bilang ga akan di media ekonomi. Dan ternyata, sekarang ekonomi lagi. Anak2 kampus yang tau, ketawa aja dong liat aku gini. Sial. Tapi ga seburuk yang dipikir, di sini, sejauh ini, oke-oke aja kok, I'm enjoy this!

Aslinya magang sekalian buat skripsi, tapi pas nyari di pusdatin, ternyata udah ada yang angkat majalah ini buat skripsi. Yes batal. Jadi aja, angkat skripsi soal tv lokal jogja itu.

Sebenernya gw pengen magang di sini sampe program selese, sekitar akhir september. Cuma gw ga bisa. Gw adalah tipe orang yang kalo dikasih dua prioritas sekaligus dan dua2nya besar buat gw serta harus dikerjain bareng, gw bakal nyerah. Gw ga bisa. Pasti ada satu yang kalah. Dan sejauh ini yang kalah adalah skripsi gw. Kenapa? Karena magangnya dari pagi sampe sore, gw sampe rumah abis balik kantor jam 7an, udah capek dan bawaannya pengen tidur. Skripsi ga kepegang. Paling ngerjain pas libur. Bneran ga bisa. Jadi gw mutusin untuk magang sampe akhir Agustus aja. Jadi tuh, aku bisa bneran fokus ke skripsi demi ngejar deadlinenya yang 25 Oktober. Bismillah, semoga kekejar.

Tiga tempat magang, di tiga kota yang berbeda--Bandung, Jogja, Jakarta-- bikin aku bener2 ngerasain serunya kerja. Bener-bener seneng. Kebahagiaan lain juga dateng di awal Juli. Orang kantor di tempat magang aku yang lama kirim pesan ke aku. Isinya? Tawaran kerja. Oh My God. Jelas aja aku bilang iya. Kenapa? Satu, bandung. Dua, aku suka desk nya. Yap, desk lifestyle. Bner-bener deh kata "Alhamdulillah" dari aku, mama, papa ga berhenti malem itu. Paling ga, dengan dapet tawaran kerja ini, aku bisa kasih senyum ke mama papa. Dan bisa buktiin ke mereka soal pilihan aku masuk ke jurusan Jurnalistik.

Another Surprise? My birthday, 17th August, next month. Jadi, mari bikin harapan untuk 22. Thanks a lot God, I love You!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bandung, Jogjakarta, lalu Jakarta

Hari ini gw seneng banget. Dengan sebuah telpon aja gw bisa seneng setengah mati. Semuanya berawal dari Maret kemarin. Awal maret kemarin, sepupu gw ke rumah dengan membawa sebuah lowongan magang di sebuah majalah ekonomi. Dan gw menanggapi dengan sangat biasa aja karena pada saat itu juga gw baru beres magang di sebuah koran ekonomi. Jadi kebayang kan, gw yang baru selese berkutat dengan hal-hal ekonomi yang ga pernah gw temui dalam hidup gw (macam inflasi, bunga bank, modal awal, dan istilah lainnya) dan ditawarin lagi dengan hal yang nyaris sama. Tapi ini beda, majalah ini gw mau banget. Majalah ini ngebawain semuanya dengan ringan ga seberat koran tempat gw magang itu.

Akhirnya gw ngelamar tuh lowongan di majalah itu dengan sangat niat. Kenapa niat? karena gw bongkar lagi semua tulisan ekonomi gw dan gw kirim ke majalah itu. Beberapa hari kemudian, gw dapat panggilan interview. Seneng? Banget! Waktu itu gw lagi dalam perjalanan cilacap-bandung pas maghrib dan dikabarin gw harus dateng di Jakarta untuk interview. Besoknya, gw cabut dari bandung ke jakarta demi interview.

pas di abis interview gw lemes abis. Kenapa? karena ternyata program magang itu untuk april. Dan april gw ada magang di jogja. jadi terpaksa bilang ke mbaknya klo april gw ada magang di jogja dan baru bisa pas juni.

sepupu gw dengan bijaknya ngasih semangat gw. Katanya "udah La, santai. tulisan kamu bagus kok, ntar kalo mereka buka lowongan lagi, kamu pasti ditelpon kok."

Dan kata2 sepupu gw terbukti. Tadi siang pas gw lagi ngetik naskah liputan muntilan, gw dapet telpon dari majalah ekonomi itu. Mereka nawarin untuk program magang itu untuk mulai juni. Dan dengan semangat, gw jawab "IYA". Aaarghh, ga usah tanya senengnya gw. Seneng bangeeeettt!!!

Alhamdulillah banget. Allah punya cara oke deh buat bikin wajah aku penuh senyum.. :)
Alhamdulillah setelah januari sampe maret ngerasain job di bandung, april mei ngerasain job di jogja, dan sekarang giliran juni sampe agustus ngerasain job di jakarta. Bismillah, semoga beneran juni bisa job di jakarta, di majalah ekonomi impian gw...

Love u God..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments