tag:blogger.com,1999:blog-17162439183202855542024-03-14T16:17:30.587+07:00Dunia LaLaHallo semua...
Saya mau berbagi cerita dan pikiran di sini...
Semua tentang dunia saya, dunia LalaDunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-35734767314638320142012-08-28T18:46:00.003+07:002012-08-28T19:54:54.484+07:00Hello again my pastHalo masa lalu,<br />Setidaknya sapaan itu yang terlintas di benak saya. Lama tak bertemu dan sekarang kita bertemu di satu titik. Dan entah mengapa, saya menyebutnya pertemuan unik. Entah disengaja atau tidak selalu mengejutkan bertemu denganmu.<br /><br />So, hi again my past. <br />Well, oke, saya gak tau harus mulai dari mana. Entah dari awal kedekatan dulu atau malah awal perpisahan dulu. Tapi entah kenapa kita seperti menghindar. Entah memng karena kita sibuk masing-masing atau memang benar-benar menghindar. Sampai akhirnya saya kembali mengenalmu.<br /><br />Entah kau masih ingat atau tidak hal super sepele itu seperti membuat kita bermusuhan. Atau lebih tepatnya saling tak peduli. Tak pernah lagi berkomunikasi bahkan menghindar untuk menanyakan kabar saat bertemu. Dan mungkin saya duluan yang memulai ini, lagi-lagi, seperti katamu dulu, karena keegoisan saya.<br /><br />Kau benar, saya memang egois. Mungkin terlalu egois. Dan ya kau benar, dulu memang salah saya. Saya yang tak pernah mengerti tentang kita, tentang what is our goal. <br /><br />Dan saya tak pernah tahu maksud dari semua telponmu setelah hal yang kau sebut keegoisan saya. Atau tepatnya, saya tak pernah mau tahu. Dan lagi-lagi kau benar saya terlalu egois. Bahkan ketika kau mengalah, saya masih saja terlalu egois. <br /><br />Entah sudah berapa tahun saya tak mengucapkan selamat ulang tahun dan begitu pula kamu. Entah gengsi, egois, atau masih ada sedikit kemarahan. Hingga akhirnya kabar darimu hanya datang seperti angin, pelan dan menghilang lalu terlupakan.<br /><br />Hingga akhirnya saya dikejutkan dengan kedatanganmu. Well I was really shock when you came, literally. Bangun tidur dan mendapati beberapa missed called dan pesan darimu yang bilang kau datang ke tempatku dan menginap tak jauh dari tempat tinggalku. Plus tambahan kau bilang akan menemuiku untuk minta ditemani ke suatu tempat. It was a morning surprise. How came you can call me and said that you really came? <br /><br />Dan kau tau, saya benar-benat kikuk dan benar-benat gak nyangka sama sekali. Well kita sebut ini deg-deg-an. Entah apa yang buat deg-deg-an dan entah saya harus senang atau menghindar lagi. Hingga akhirnya kita bertemu. Dan satu kata, kau sedikit berubah.<br /><br />Kau tau, mereka masih saja menanyakan tentangmu padaku. Bukan sekedar bertanya, hmmm bahasa sekarang sih nge-ceng-ceng-in. Dan setiap itu pula, saya membangun benteng pertahanan untuk benar-benar bisa lepas dari bayangan kita pernah bersama. Entah kenapa saya melakukan ini. Dan entah mengapa mereka masih saja mengharapkan kebersamaan kita.<br /><br />Dan akhirnya saya kembali dikejutkan denganmu. Sebuah perjalanan bersama, yang tentu saja bersama dua teman yang lain. Tapi tetap saja itu mengejutkan. Dan seperti dulu, saya tidak tahu harus apa. Kau berubah, begitu pun saya. Kita berubah. Semua. <br /><br />Dari obrolan perjalanan, dari pertemuan tak terduga, dan dari apa yang saya lalui bertahun tanpa berkomunikasi denganmu saya tahu satu hal. Saya tidak bisa menemukan seseorang sepertimu. <br /><br />Dia tak sama sepertimu, seperti kamu dulu atau sekarang. Dia mendengarkan segala cerita saya, tapi tak pernah memperhatikan. Dia berada di dekat saya, tapi tak pernah benar-benar peduli. Dia selalu ada untuk saya, tapi tak pernah serius. Dan itulah kenapa kau dan dia berbeda. Dia mementingkan dirinya sendiri dan kau memikirkan kita, setidaknya untuk bertahun lalu. <br /><br />Well kau boleh menertawakan keegoisanku. Tentang hal yang baru saya sadari setelah menahun. Tentang penolakan untuk kembali setelah beberapa waktu perpisahan. Tentang segalanya kau, boleh tertawa. <br /><br />Dan hal yang paling nyata yang saya sadari adalah saya terlalu bego untuk melepasmu yang sangat baik untuk saya hanya untuk hal yang tak pasti untuk saya. Saya tak berharap kita bisa kembali karena saya tak pernah tahu bagaimana kamu sekarang. Setidaknya saya berharap, saya tak pernah melakukan kebegoan lagi tentang hal seperti ini, tentang saya yang membiarkan hal baik untuk saya dan yang saya dapatkan adalah hal tanpa kepastian yang hanya menyakiti. Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-45747165402298107412012-05-20T17:21:00.006+07:002012-05-20T18:40:15.203+07:00What a Life -- Part. Happy Wedding my beloved friendSatu hari di bulan Juli 2004, tepatnya hari pertama masuk SMA, aku masuk sebuah kelas 10 di mana belum ada satu orang yang benar-benar aku kenal. Dari berpuluh-puluh teman SMPku yang masuk di SMA itu, hanya beberapa orang yang masuk di kelas 10 F dan itu pun gak aku kenal dekat. Sampai akhirnya, seorang perempuan berjilbab menawariku untuk duduk di sebelahnya. <br />"Di sini aja. Kosong kok", ujarnya.<br />Dan aku pun segera duduk di sebelahnya dan berkenalan. Nindy, namanya. Dan dari situlah aneka cerita dimulai. Bukan satu-dua cerita saja, tapi ternyata berpuluh cerita sepanjang pertemanan dengan Nindy. Dari jaman anak SMA yang masih nurutin apa kata senior, sampe akhirnya lulus kuliah dan mulai belajar mengenal dunia.<br />Sampe akhirnya, bulan kemarin, April 2012, seperti biasa, pagi-pagi kami pergi ke laut untuk duduk dan bercerita. Nindy datang ke rumah dan duduk di ruang tamu. Ada yang berbeda di jari manisnya. <br />"Ndy, tunangan ya?", tanyaku.<br />"Engga kok la", jawabnya.<br />"Itu cincin tunangan kan? Ih ga cerita,"<br />"Bukan kok la, ini dari ibuku," jawabnya sambil senyum-senyum.<br />Dan kami berangkat ke pantai pagi itu. Di tengah cerita yang mulai ngalor ngidul, tiba-tiba..<br />"Eh iya la, aku mau nikah tauk. Pertengahan taun ini, kamu dateng loh, hehe.." kata Nindy. <br />Asli shocked super duper pas Nindy ngasih tau ini. Bukan masalah baru ngasih taunya. Tapi cara dia ngaasih tau. Cara ngasih taunya udah kayak orang ngajak main aja. Santai banget. Ya emang gitu sih si Nindy, ehehe..<br />Dan dari situlah dia cerita siapa calonnya, kapan lamarannya dan kapan nikahnya yang ternyata cuma berjarak sebulan dari dia ngasih tau aku.<br />Dan hari ini, Minggu 20 Mei 2012, Nindy akhirnya menikah. Dan ternyata ngehadirin akad nikah itu bikin nangis terharu ya. Ngeliat akad nikah temen dari SMA, tempat curhat ini itu, dan segalagalanya, bener-bener terharu ngeliat akad nikah Nindol. <br />Dari situ, aku belajar kalau hidup gak melulu tentang kita, tentang diri kita sendiri. We have to open our heart to someone else. Dari situlah kita akan nemuin siapa yang akan jadi teman hidup. Dan proses Nindy menemukan suaminya yang bakal jadi pelajaran buat aku. <br />Dari SMA aku selalu ngejar impian. Seakan impian itu udah jadi penghuni tetap di otak. Begitu impian satu tercapai maka akan ganti dengan impian lain yang harus dicapai dan itu hanya berputar di diri kita. So, from Nindy, I learn so much things. Aku kenal dan berteman dengan Nindy dari lama, bedanya dia gak hanya berpikir tentang dirinya, tapi semuanya, tentang orang-orang yang ada di sekitarnya, dan bukan hanya mimpi untuk dirinya.<br />Selalu dan selalu aku ngerasa masih sangat childish. Selalu ngerasa I'm so young, and I can do anything what I want, I can go anywhere that I want, and I want to enjoy my life, all by myself. Dan undangan nikah dari Nindy plus kata-kata dia yang ngasih tau dia mau nikah itu benar-benar jadi tamparan keras buat aku. Bukan iri ato sebel karena Nindy nikah duluan, Bukan. Tapi separuh otak gue langsung teriak "Hello Lala, you're not young as you think. You're twenty something and you have to face the world. Get the job and get marry as fast as you can so you can help your parents!!"<br />Aku bukan lagi anak SMA yang masih bisa bersantai, pergi main dan mendapat uang saku. Atau bukan mahasiswa yang selalu mendapat uang kiriman orang tua tiap bulannya. Kamu udah berubah, Lala. <br />Fase hidup yang udah dialami Nindy benar-benar nyadarin, kalau hidup bukan layaknya anak 17 tahun. Being twenty something is hard but fun. Dan lagi-lagi Nindy selalu dan selalu jadi cerminan buat aku kalau udah lengah. <br />Dulu juga gitu. Waktu aku lagi rajin ngeluh soal tugas kuliah, kegiatan Nindy di kampusnya jadi pemacu untukku. Dia sibuk kuliah, organisasi dan masih bisa ngajar TK. Sedangkan aku yang cuma kuliah dan tugas praktek liputan, ngeluhnya udah kayak ngurusin negara. Malu? Pasti. Dari situ deh aku belajar gimana ngimbangin waktu, gimana mengatur semua pola hidup, dan mengubah kewajiban menjadi hal yang fun buat dilakuin.<br />Dan tentang membuka hati untuk someone else and forget the past, Nindy bener-bener guru deh buat gue. Oke Ndy, ini serius loh. Tau kan maksudnya yang mana? Pasti tau lah, hehe..<br />Move on buat gue amat sangat susah dan butuh waktu panjang. Apalagi kalo lo menyadari lo dan seorang cowo itu berteman lama. Dan sebelum lo sadar kalo lo punya special feeling sama cowo itu, ternyata cowo itu menyimpan perasaan cukup lama untuk lo, it's so romantic. Dan kurang lebih itulah yang terjadi dalam hidup gue. Tapi nyatanya setelah aku mulai benar-benar menyadari tentang cowo itu, dia pergi. Oke, tahunan waktu dia untuk aku hilang dan aku benar-benar kehilanga. Dan ini udah dua tahun dari kejadian itu, tapi masih aja ya belum bisa ngeganti dia. Malu sama Nindy lagi? Pasti.<br />So Nindy, sadar ga sadar, kamu bukan cuma guru buat murid TK mu, tapi juga buat aku. Selamat membangun sebuah keluarga kecil Ndy. Dan, semoga kita terus berteman ga putus kontak ya. Oh lagi, semoga masih ada lagi ya, pagi-pagi ke laut dan cerita ini itu dilanjut ngebubur ayam :)Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-25559911650930533322011-12-25T10:24:00.002+07:002011-12-25T10:59:44.247+07:00Dear GrandpaCilacap, 25 Desember 2011<br /><br />Halo Mbah Kakung, <br />Ini Desember kelima tanpamu. Mbah, cerita aku menumpuk lima tahun ini tanpa pernah mbah ikutin lagi. Dan sekarang, Lala cerita semua untuk mbah.<br /><br />Mbah, inget dengan buku RPUL yang Mbah kasih? Mbah kasih di teras rumah Mbah, sore hari dan aku masih duduk di kelas 3SD. Mbah bilang, aku perlu buku RPUL biar aku bisa makin ngerti dengan pelajaran IPS. Buku itu masih ada kok Mbah, cuma bukunya jadi kebelah dua, tapi tenang, udah Lala lakban biar jadi satu buku utuh lagi.<br /><br />Mbah inget gak, waktu Mbah kasih RPUL itu, Mbah bilang kalau aku harus sekolah setinggi-tingginya dan jadi sarjana? Mbah, sekarang Lala udah sarjana. Do you proud of me? Sebenernya, Lala pengeeen banget Mbah masih ada dan bisa liat Lala berhasil sampai di sarjana. Tapi, Allah bilang lain ya Mbah. <br /><br />Kamis 22 Desember kemarin, Lala sidang skripsi Mbah. Ah, seandainya Mbah datang ke sidang skripsi aku, mungkin Mbah bisa senyum ya. Mbah, Lala seneng banget waktu kemarin pengumumannya, Lala lulus dengan yudisium cumlaude. Mbah senang? <br /><br />Lala masih inget kok setiap sore ke rumah Mbah untuk nganter koran, nonton berita di TV sama Mbah, dan dengerin Mbah ngomongin tentang berita yang lagi hot. Mbah tau, dari situ bikin Lala makin penasaran dengan dunia pemberitaan. Dan itulah salah satu alasan Lala masuk Jurnalistik Unpad setelah Mbah meninggal. <br /><br />Mbah, Lala pengeeeen banget Mbah bisa baca tulisan berita yang Lala bikin pertama masuk koran beberapa bulan lalu. Tapi udah gak bisa ya Mbah. Ah, seandainya masih bisa, pasti Lala akan jauh lebih semangat untuk terus ada di dunia jurnalistik ini ya Mbah. <br /><br />Mbah, 5 tahun berpisah itu lama ya ternyata. Lala kangen Mbah, kangen nge-teh dan makan kepok tiap pagi sama Mbah, kangen ngobrol di teras rumah Mbah sore hari, kangen jalan kaki ke pelabuhan pagi-pagi sama Mbah. Banyak banget Mbah. Tapi, Lala berusaha mewujudkan harapan-harapan Mbah ke Lala.<br /><br />Lala udah jadi bagian dunia jurnalistik Mbah, yang produknya adalah favorit Mbah. Lala udah jadi sarjana, seperti yang Mbah inginkan. Lala udah bisa setir mobil sendiri sekarang, kayak yang Mbah bilang Lala harus mandiri biar ga dianter-anter terus. Tapi Lala masih belum jago main gitar Mbah.<br /><br />Mbah, Lala kangen. Rasanya Lala pengen ketemu Mbah dan bilang "Mbah, Lala udah sarjana sekarang, persis yang Mbah ingin". Dan Lala pengen liat Mbah senyum bangga dengan ucapan Lala, sama seperti dulu aku bilang "Mbah aku naik kelas". <br /><br />Ah, Mbah, ada beberapa hal yang berubah dari aku. Sekarang bahasa jawa kromo inggil aku udah lebih baik dari dulu. Kalau dulu aku harus tanya Mbah dulu untuk tau arti bahasa Jawa Kromo, sekarang aku udah bisa ngobrol pake bahasa Jawa Kromo Inggil. <br /><br />Dan Mbah tau, Lala udah beberapa kali magang kerja di kota yang berbeda. Ini kesamaan kita ya Mbah. Pergi dari satu kota ke kota lain, hehe.. Ah, seandainya masih ada Mbah, pasti kita bisa jalan-jalan bareng lagi ya Mbah di Mangga Dua. <br /><br />Mbah, Lala masih suka nyesel ketika hari-hari terakhir Mbah, Lala gak ada di samping Mbah. Padahal waktu malem-malem Lala jenguk Mbah di rumah sakit, semua orang yang ada Mbah panggil dengan "Lala". Dan waktu kumpul keluarga di rumah Mbah, Mbah panggil semua anak Mbah dan cucu-cucu Mbah dengan "Lala". <br /><br />Mbah tau, itu bikin Lala sedih sekaligus seneng. Lala sedih karena ingatan Mbah menurun drastis, tapi Lala seneng, karena cuma Lala yang Mbah inget. Tapi itu yang bikin Lala sedih Mbah, ketika Mbah panggil semua Lala dan Mbah mau ada Lala, justru Lala gak bisa ada di samping Mbah buat nemenin Mbah. <br /><br />Dan ketika Lala mau ke rumah Mbah, Mbah udah pergi duluan ke Allah. Lala cuma bisa liat Mbah diam di kasur dan gak pernah panggil Lala lagi. Ah Mbah, Lala ngerasa salah banget, maafin Lala ya. Karena itu, setelah Mbah pergi, Lala berusaha bikin harapan Mbah ke Lala terwujud semua.<br /><br />Mbah, semoga cerita aku bisa bikin Mbah tersenyum ya di sana. Terima kasih untuk segala motivasi, dukungan, dan segala hal yang Mbah kasih ke aku untuk bikin aku jadi seorang yang mandiri. I love you, Mbah Kakung, I do.Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-40842288060244090622011-11-04T11:10:00.000+07:002011-11-04T11:13:44.870+07:00Kamu. Siapa?Suara-suara kaki kecil berlarian masih samar tedengar<br />Riuh tawa itu masih jelas<br />Masih sama<br />Tak pernah ada yang berubah<br />Sampai di sini<br /><br />Entah berapa ribu hari kita bersama<br />Memahami dalam diam<br />Mencari jawab dalam sorot mata<br />Bercerita dengan tawa dan diam murung<br /><br />Semua kita bagi<br />Tawa, sedih, tangis, hingga diam tanpa makna<br />Ribuan kilometer kita tempuh<br />Aneka nomor kita pijit<br />Untuk pertemuan dan obrolan singkat penuh arti<br />Rindu.<br /><br />Semua tak lagi sama<br />Aku merasakannya<br />Rindu itu menguap hilang tertiup angin<br />Dan entah berlabuh di mana<br /><br />Bukan rinduku, tapi kamu<br />Ribuan hari itu seakan sia-sia<br />Tak ada lagi pertemuan penuh arti<br />Menghilang sudah obrolan sejuta makna<br />Entah jatuh di mana<br /><br />Kau tahu, aku bahkan nyaris tak mengenalmu<br />Sekejap kau adalah kamu yang dulu<br />Sekejap kemudian kau berubah<br />Kau terlalu drastis berubah, hingga aku mulai kehilanganmu<br /><br /><br />Antara kota impian dan kota realita dengan kmu yang tertinggal puluhan kilometer di belakangku.<br />4 November 2011Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-18030817255430469252011-09-21T01:44:00.005+07:002011-09-21T02:18:14.066+07:00September: Berkenalan (Kembali) dengan Diri SendiriBanyak hal yang aku lalui sepanjang tahun ini. Dan itu benar-benar amazing. Hampir semua yang aku impikan selama ini, terjadi di tahun ini. Ya, merasakan kerja di koran, televisi, dan majalah. Gak hanya itu, berpindah kerja dari satu kota ke kota lain pun amat sangat aku rasakan. Dan itu luar biasa.<br /><br />Ya, itu sama seperti apa yang aku mau. Tahun ini memang sangat nomaden. Dua bulan pertama di tahun ini, stay di Bandung. Bulan selanjutnya di Cilacap. April sampai Mei di Jogja. Juni di Jatinangor. Juli dan Agustus di Jakarta. September di Jatinangor. Dan Oktober kembali ke Jogja. Lalu November dan Desember akan kembali lagi ke Bandung. It's so fun!! Yah, walaupun pasti akan capek, but it's okay as long as I'm happy.<br /><br />Di antara berbulan-bulan aku melanglang dari satu kota ke kota lain, di bulan September inilah aku kembali berkenalan dengan diriku. Ya, setelah ada tawaran kerja itu, aku kembali berkenalan dengan aku. Tentang apa yang aku mau, tentang apa yang aku cari.<br /><br />Menjadi jurnalis memang menjadi keinginan aku sejak dulu. Tapi ditembah dengan ilmu dan pengalaman yang aku dapat dari awal tahun ini membuat aku berpikir dua kali untuk jadi jurnalis. Tentang jam kerja yang ga pernah pasti. Dan setelah aku mengetahui sedikit tentang pola kerja jurnalis, setidaknya aku tahu kenapa mama sempat tidak setuju aku menjadi jurnalis.<br /><br />Tawaran itu terlalu menggiurkan terutama setelah percakapan singkat dengan senior di tempat magang beberapa waktu lalu. Realistis, ujarnya. Dan entah, saat itu juga aku mengalami dilemma. Walaupun aku tahu, aku masih punya tanggungan besar untuk aku sendiri dan orang tuaku, skripsi. <br /><br />Jelas skripsi menjadi hal paling utama yang akan aku dahulukan. Tapi tetap saja aku dilemma antara menjawab ya atau tidak. Hingga akhirnya seorang teman berkata, "Kenapa gak bilang iya aja? Kamu bisa aja gak bakal dapat kesempatan ini lagi. Cari kerjaan sekarang susah loh. Belum tentu kamu lulus kamu bisa langsung dapet kerjaan". Cukup menusuk dan cukup membuat saya berpikir. Hingga akhirnya saya terima. Toh ini sesuai impian saya, Menjadi jurnalis dan di desk yang saya inginkan.<br /><br />Kemudian perkenalan saya dengan diri saya tidak berakhir di situ. Hingga akhirnya saya kembali mengenal diri saya lebih dalam lagi. Saya sedikit melupakan hal penting dalam diri saya. Ya, saya lupa dengan diri saya sendiri. Saya lupa kalau saya bukan robot yang harus terus menerus mengerjakan hal-hal apapun. Saya lupa ini.<br /><br />Saya, selalu memaksa diri saya untuk apapun itu. Bangun tidur, lalu ke kampus, mengerjakan skripsi, pulang, mengerjakan pekerjaan, lalu tidur. Begitu terus. Saya lupa bagian saya adalah saya seorang manusia dan bukan robot. Saya lupa bagian itu. Saya lupa dengan diri saya sendiri yang butuh santai, istirahat sejenak, no stress, dan waktu untuk diri saya sendiri.<br /><br />Saya sadar mengapa saya tak bisa menjawab mengenai apa yang saya cari dan apa yang saya tuju. Karena saya melupakan diri saya sendiri. Setelah saya menyadari itu, saya menemukan semua jawaban apa yang saya cari, apa yang saya tuju. Saya mencari saya yang saya kenal. Seorang Lala yang bisa mengenal dirinya dan mengerti apa yang dimaunya. Dan itu yang hilang sejenak dari saya. Saya menemukan tujuan saya, sebuah tempat yang membuat saya bahagia.<br /><br />Dan sekarang saya tahu apa yang saya cari -seorang Lala yang bisa menuntun dirinya sendiri dan sebuah tempat yang bisa membuatnya rileks sehingga melahirkan idenya tanpa rasa tertekan-, dan apa yang saya tuju -impian yang selama ini saya ciptakan dan apa yang telah menjadi target saya sejak lama-<br /><br />Saya tahu, semua yang saya lakukan hingga sekarang bukanlah akhir dari pencarian dan tujuan saya, tapi saya tahu dan saya yakin, ini adalah sebuah proses menuju tujuan saya. Dan saya tahu, ke mana saya harus berjalan menuju tujuan saya. <br /><br />Namun, terlepas dari itu semua, seluruh peristiwa dan semua hal yang terjadi pada saya, membuat saya menjadi lebih mengenal jauh siapa saya. Membuat saya mengenal tentang saya, bukan hanya sisi egoisme saya, tapi juga mengenai bagaimana saya dan semua proses yang terjadi dalam diri saya termasuk mengenai pola pikir saya. Dan yang paling penting, inilah yang membuat saya makin mencintai dan bersyukur tentang diri saya dan hidup saya. :)<br /><br />Kadang kala jalan yang sedang kita lalui tidak sepenting jalan yang akan kita tuju -- Kevin SmithDunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-11234558766946674762011-07-24T09:35:00.004+07:002011-07-26T11:01:07.202+07:00Perjalanan Menuju 22 yang MenyenangkanDalam hitungan beberapa minggu lagi, aku akan menginjak usia 22. Angka kembar dengan sejuta rencana di dalamnya. Well, perjalanan aku menuju 22 benar-benar luar biasa menyenangkan. Sejuta kejadian dalam perjalanan menuju 22 bener-bener bikin aku tersenyum lebar dan terus bilang "Terima Kasih Allah".<br /><br />Being twenty-something is not hard as I thought. It's so fun being twenty-something. Ya walaupun gak semua bakal nyenengin, tapi ini adalah fase hidup aku yang bisa dikatakan menjadi favorit aku. Perjalanan menuju 22 mungkin dimulai setelah tiga bulan aku berusia 21.Bulan November 2010, aku dan dua adek aku ditinggal sementara oleh mama papa untuk naik haji.<br /><br />Aku dan adek cewe aku, Lia ada di Nangor untuk kuliah, sedangkan Upi, adek cowo aku di Cilacap sama Mbah karena dia sekolah. Jadi hampir tiap malem telponan sama Upi deh. Dan intinya adalah, selama ditinggal haji itu, bener-bener deh aku jadi terbuka mata kalo hidup aku ga cuma aku aja, ada keluarga aku loh di dalemnya ada dua adek aku yang mesti aku jaga. Yah, intinya dari itu adalah aku jadi deket sama mereka. Upi yang sering nelpon ga tau waktu bahkan ketika aku lagi kuliah pun cuma buat nanya yang ga penting, tapi itu bener-bener yang bikin "Gw kakak, emang gini harusnya gw, ada untuk adek2 gw ketika mereka butuh".<br /><br />Perjalanan menyenangkan lain ketika akhir tahun. Akhirnya mama papa pulang dan kita berkumpul. Ga tau ya, rasanya bener-bener beda kumpul sama keluarga setelah terpisah sebulan lebih. Oke,gw sering pulang tiga bulan sekali trus baru kumpul, tapi ini beda. Lebih deket dan bener-bener kerasa aja ngumpulnya.<br /><br />Di awal tahun baru, tepatnya abis UAS di kampus, aku mulai kerja praktek alias job training demi tugas kuliah. Yang aku ambil adalah salah satu harian ekonomi tapi yang perwakilan Jawa Barat. Bareng seorang temen, maka, hari-hari aku sebagai wartawan magang dimulai. <br /><br />Awalnya, bener-bener ga betah. Sampe tiap pulang kerja bukan langsung ke kamar, tapi ke kamar teh hani dulu buat curhat, sampe nangis kadang. Sadar sih yang bikin ga betah adalah pola kerja yang beda sama pola kuliah. Ada rasa kaget dari aku sendiri menghadapi dunia baru ini. Sampe akhirnya setelah tiga minggu, baru aku bisa nyesuaiain dan mlai terbiasa dengan pola hidup yang berangkat pagi buat kerja dan pulang malem. Dari mulai terbiasa itu sampe akhirnya aku menikmati itu semua.<br /><br />April 2011, setelah selesai magang di media ekonomi itu, aku beralih ke Jogja untuk magang di salah satu televisi lokal di sana. Sebenarnya ini adalah kenekatan tanpa pikir panjang. Dari februari, aku udah ngerencanain untuk magang di tv lokal jogja. Makanya pas Maret, begitu selese di koran itu, aku langsung masukin lamaran ke tv itu. Asli, aku ga mikir itu kantor ada di daerah mana, trus tinggal di mana. Sama sekali nggak. Semua hanya kenekatan. <br /><br />Modal daftar di sana adalah karena aku cinta jogja dan aku mau banget untuk tinggal di sana. Itu aja.<br /><br />Dan April, mulailah aku hidup di sana, Jogja. Ya, di daerah berbah, tepatnya di jalan Wonosari km 9, di dusun Gandu, Sendang tirto. Yap, kosan aku emang masuk kampung-kampung gitu, tapi ga jauhlah dari jalan raya. Kantor juga deket, tinggal jalan kaki 10 menit doang, ihihi.. Mau jalan-jalan juga oke, walau waktunya terbatas. Kalo mau jalan-jalan nih, harus nunggu bis dulu yg ke arah terminal, dari terminal naik transjogja deh buat keliling. Kalo balik, harus udah di terminal jam 4 ato ga, terpaksa ngongkos lebih pake taksi, soalnya bis yg ke arah kosan aku paling telat jam stgh 5.<br /><br />Di Jogja ini, bener-bener banyak kesempatan yang amat sangat nyenengin. Liputan ke daerah yg kena lahar dingin di Muntilan sama mas Hari ato mas Pur. Dan itu bener-bener liat gimana kali Gendol di cangkringan yg waktu itu lagi dikeruk. Liat juga kali putih di muntilan yang jadi lebih tinggi dari darata, rumah2 warga yang ketimbun abu, batu2 gunung merapi yang super jumbo di pinggir jalan. Wow!!<br /><br />Ga cuma itu, liputan lainnya juga ga kalah seru. Nonton pertunjukan teater, tradisi jalan sambil diam dari monjali ke keraton, wawancara Sri Sultan, bener2 oke banget deh. Makin suka sama Jogja lah. <br /><br />Selesai dari situ, balik lagi aku ke Jatinangor. Ngapain? ga tau. Haahaha.. Jadi di Jatinangor nyusun laporan job, ngumpulin, yah gitu-gitu. Niatnya sih mau pulang ke Cilacap dan ngerjain di rumah, tapi berdasarkan pengalaman, bawa tugas ke rumah ga efektif, karena di rumah cuma makan-tidur-nonton tv. Jadilah ngerjain dulu sampe selese, baru pulang ke cilacap.<br /><br />Pertengahan sampe akhir Juni diam di Cilacap. Bner-bener di rumah aja, ga ngapa2in. Hahaha, paling bantuin mama aja sih, sama ngajarin upi masak. Kebayang lah ya, aku aja masak cuma gitu-gitu aja pake ngajarin upi, haha.. <br /><br />Juli awal kembali ke nangor dengan judul usmas dan tekad yang bulat bareng ifa biar bisa lulus november. Dari situ, kita rajin banget tuh ke pusdatin. Nyariin skripsi, dibaca, gitu2 terus. Nyariin dosen buat ditanya-tanyain. Gak cuma itu, acara kumpul bareng temen juga jadi prioritas, haha.. Kumpul bareng Jakah dan Ike. Makan sambil curhat dan lanjut karaoke dan ngegalau. ahaha..<br /><br />Jujur deh, gw kangen banget ngumpul sepuas hati kayak dlu sama temen2.. Bareng Eca, Ana, Ike, Jakah, Diana karaokean sampe puas, sampe suara serak. Dulu nih waktu jaman produksi, setiap hari sampe eneg ketemu orang itu lagi. Jadi jadwal tetap gitu, jam 8 pagi ngumpul, pergi masing2 cari berita, dan ngumpul lagi jam 7 sampe 9 malem. Selalu. Klo ga, pake acara nginep bareng. <br /><br />Kalo udah nginep bareng, emang suka aneh sih kita. Yang tiba-tiba jam 10 ato 11 pengen karaoke lah ato ngebubur kacang ijo. Ya, jadi aja, berenam jam 10 malem ke jatos buat karaoke. Ahahaha..<br /><br />AAh, gw kangen banget sama mereka.<br /><br />Juli ini ato sebulan sebelum ultah aku, aku magang lagi di sebuah majalah ekonomi. Info permagangan ini dari sepupu aku dan papa aku jadi ikut2an dukung biar aku magang di sini. Well, jujur ya, pdahal abis magang di koran ekonomi dulu, aku pernah bilang ga akan di media ekonomi. Dan ternyata, sekarang ekonomi lagi. Anak2 kampus yang tau, ketawa aja dong liat aku gini. Sial. Tapi ga seburuk yang dipikir, di sini, sejauh ini, oke-oke aja kok, I'm enjoy this!<br /><br />Aslinya magang sekalian buat skripsi, tapi pas nyari di pusdatin, ternyata udah ada yang angkat majalah ini buat skripsi. Yes batal. Jadi aja, angkat skripsi soal tv lokal jogja itu. <br /><br />Sebenernya gw pengen magang di sini sampe program selese, sekitar akhir september. Cuma gw ga bisa. Gw adalah tipe orang yang kalo dikasih dua prioritas sekaligus dan dua2nya besar buat gw serta harus dikerjain bareng, gw bakal nyerah. Gw ga bisa. Pasti ada satu yang kalah. Dan sejauh ini yang kalah adalah skripsi gw. Kenapa? Karena magangnya dari pagi sampe sore, gw sampe rumah abis balik kantor jam 7an, udah capek dan bawaannya pengen tidur. Skripsi ga kepegang. Paling ngerjain pas libur. Bneran ga bisa. Jadi gw mutusin untuk magang sampe akhir Agustus aja. Jadi tuh, aku bisa bneran fokus ke skripsi demi ngejar deadlinenya yang 25 Oktober. Bismillah, semoga kekejar.<br /><br />Tiga tempat magang, di tiga kota yang berbeda--Bandung, Jogja, Jakarta-- bikin aku bener2 ngerasain serunya kerja. Bener-bener seneng. Kebahagiaan lain juga dateng di awal Juli. Orang kantor di tempat magang aku yang lama kirim pesan ke aku. Isinya? Tawaran kerja. Oh My God. Jelas aja aku bilang iya. Kenapa? Satu, bandung. Dua, aku suka desk nya. Yap, desk lifestyle. Bner-bener deh kata "Alhamdulillah" dari aku, mama, papa ga berhenti malem itu. Paling ga, dengan dapet tawaran kerja ini, aku bisa kasih senyum ke mama papa. Dan bisa buktiin ke mereka soal pilihan aku masuk ke jurusan Jurnalistik.<br /><br />Another Surprise? My birthday, 17th August, next month. Jadi, mari bikin harapan untuk 22. Thanks a lot God, I love You!!Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-43604373987596501712011-05-05T18:51:00.002+07:002011-05-05T19:02:29.029+07:00Bandung, Jogjakarta, lalu JakartaHari ini gw seneng banget. Dengan sebuah telpon aja gw bisa seneng setengah mati. Semuanya berawal dari Maret kemarin. Awal maret kemarin, sepupu gw ke rumah dengan membawa sebuah lowongan magang di sebuah majalah ekonomi. Dan gw menanggapi dengan sangat biasa aja karena pada saat itu juga gw baru beres magang di sebuah koran ekonomi. Jadi kebayang kan, gw yang baru selese berkutat dengan hal-hal ekonomi yang ga pernah gw temui dalam hidup gw (macam inflasi, bunga bank, modal awal, dan istilah lainnya) dan ditawarin lagi dengan hal yang nyaris sama. Tapi ini beda, majalah ini gw mau banget. Majalah ini ngebawain semuanya dengan ringan ga seberat koran tempat gw magang itu.<br /><br />Akhirnya gw ngelamar tuh lowongan di majalah itu dengan sangat niat. Kenapa niat? karena gw bongkar lagi semua tulisan ekonomi gw dan gw kirim ke majalah itu. Beberapa hari kemudian, gw dapat panggilan interview. Seneng? Banget! Waktu itu gw lagi dalam perjalanan cilacap-bandung pas maghrib dan dikabarin gw harus dateng di Jakarta untuk interview. Besoknya, gw cabut dari bandung ke jakarta demi interview. <br /><br />pas di abis interview gw lemes abis. Kenapa? karena ternyata program magang itu untuk april. Dan april gw ada magang di jogja. jadi terpaksa bilang ke mbaknya klo april gw ada magang di jogja dan baru bisa pas juni.<br /><br />sepupu gw dengan bijaknya ngasih semangat gw. Katanya "udah La, santai. tulisan kamu bagus kok, ntar kalo mereka buka lowongan lagi, kamu pasti ditelpon kok."<br /><br />Dan kata2 sepupu gw terbukti. Tadi siang pas gw lagi ngetik naskah liputan muntilan, gw dapet telpon dari majalah ekonomi itu. Mereka nawarin untuk program magang itu untuk mulai juni. Dan dengan semangat, gw jawab "IYA". Aaarghh, ga usah tanya senengnya gw. Seneng bangeeeettt!!!<br /><br />Alhamdulillah banget. Allah punya cara oke deh buat bikin wajah aku penuh senyum.. :)<br />Alhamdulillah setelah januari sampe maret ngerasain job di bandung, april mei ngerasain job di jogja, dan sekarang giliran juni sampe agustus ngerasain job di jakarta. Bismillah, semoga beneran juni bisa job di jakarta, di majalah ekonomi impian gw... <br /><br />Love u God..Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-69480914122424078622010-12-15T00:40:00.002+07:002010-12-15T01:05:43.823+07:00bagi saya, Yogya istimewaSalah satu topik pembicaraan sekarang memang masalah keistimewaan Yogyakarta, mengenai pemilihan atau penetapan Gubernur Yogya. Masalah ini tentu saja menyedot perhatian hampir seluruh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Yogya. bagi saya, Yogya adalah sebuah kota istimewa. Saya tidak akan membicarakan masalah keistimewaan Yogya seperti yang media beritakan. Saya punya cerita sendiri soal keistimewaan Yogya.<br /><br />Saya mengenal Yogya sejak usia TK. Sejak itulah saya jatuh cinta pada kota bernama Yogyakarta dengan slogannya, Yogya berhati Nyaman. Slogan itu sangatlah mengena pada diri saya. Nyaman. Rasa nyamanlah yang selalu saya rasakan ketika saya sampai di Yogya. Saya benar-benar jatuh cinta pada Yogya sejak saat itu.<br /><br />Orang tua atau saudara saya sering mengajak saya untuk pergi ke Yogya. Hanya untuk berkunjung ke rumah mbah putri yang merupakan adik dari mbah putri (ibu kandung dari mama saya) dan mbah buyut (nenek dari mama saya). Sedangkan mbah putri (ibu kandung dari mama) sudah lama meninggal, saat mama masih kecil. Ya, keluarga mbah putri saya memang asli dari Yogya. Jadi setiap tahun pasti kami pergi ke Yogya untuk mengunjungi nenek di sana. begitu juga dengan mbah kakung (bapak dari papa saya) yang juga asli Yogya. Tak banyak cerita yang saya dengar dari keluarga kakek saya ini. <br /><br />Entah mengapa, setiap kali saya ke Yogya, saya seperti merasa pulang kampung. Padahal saya lahir dan besar di Cilacap, 4 jam dari Yogya. Saya juga tidak tahu kenapa, setiap kali di Yogya perasaan saya berkata di Yogyalah seharusnya saya tinggal. Dan entah mengapa, setiap kali meninggalkan Yogya, saya selalu merasa sedih, tak seharusnya saya meninggalkan Yogya.<br /><br />Ya, Yogya memang sangat istimewa untuk saya. Mungkin karena saya memiliki keturunan Yogya. Ya mungkin karena itulah saya selalu merasa pulang kampung dan seharusnya tinggal di Yogya. Di Yogyalah saya selalu merasa pulang ke rumah. Saya selalu menikmati waktu saya di Yogya. bukan dengan hura-hura. Tapi menikmati perasaan hati saya yang seperti pulang kampung setelah bertahun-tahun pergi dari Yogya. <br /><br />Lalu kenapa saya tidak memilih berkuliah di Yogya? Karena saya terjebak pada idealisme saya sewaktu SMA. hahaha.. Setelah SMA, saya ingin serius kuliah tanpa main-main gak jelas. Saat itu, saya sudah hapal jalan-jalan di Yogya, terutama ke temapat-tempat nongkrong. Karena itulah saya menghindari Yogya untuk kuliah, karena saya takut awal-awal kuliah saya hanya main-main di Yogya. Maka saya putuskan untuk kuliah di kota yang saya tidak ketahui sama sekali, bandung. Hmmm.. di samping soal jurusan juga sih, hehe..<br /><br />Meski demikian, toh saya tak bisa mengingkari kalau diri saya memiliki keturunan Yogya, darah Yogya dari keluarga kakek dan nenek saya yang memang asli Yogya. Ya, Yogya sangatlah istimewa untuk saya. Di sanalah saya merasakan kenyamanan di antara panas matahari. Di sanalah saya bisa tersenyum lebar di antara kebisingan kota. Di sanalah saya tertawa lebar di antara ribuan orang. Dan di sanalah saya merasakan kedekatan dengan mbah putri dengan cerita dari mama, rumah mbah buyut, dan sambutan pulang kampung dari Yogya...Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-33176925916019812262010-10-31T09:14:00.003+07:002010-10-31T09:40:12.809+07:00Tertawakan Hal bodohSetiap orang pasti pernah berbuat hal bodoh, disadari atau tidak. Well, gw juga gtu. hal bodoh yang gw lakuin udah gak keitung deh. dari mule bikin malu sendiri sampe yang nyeselnya ampun2an mpe berminggu-minggu. Tapi setelah gw pikir lagi, untuk apa sih kita nyesalin hal yang udah kita lakuin. Oke, itu bagus kita punya penyesalan, tapi, hey, dengan lo nyesel, semua gak akan ngerubah keadaan. Just let it flow.. Lo dah ngelakuin satu hal yang menurut lo salah, dan lo nyesel, ya udah. Cukup pikirkan tindakan lo itu then move on. Ga usah nyesel terlalu lama, karena percuma. Hidup lo ga bakal berhenti utk lo nyeselin tindakan lo dan hidup lo ga bakal balik untuk lo ngebenerin tindakan yang dah lo lakuin. Well, semua itu based on true story gw..<br /><br />Hal terbodoh gw mungkin kejadian agustus kmaren, di mana gw ngelepas seseorang potensial untuk gw. Well, itu karena gw iseng aja. dan tadaaaa,, semuanya jadi aneh antara gw dan orang itu. Nyesel? iya. tmen gw si jakah ampe ngomel ke gw, si ike juga, si anbel, didi, eca, ngomel jga. Makin dah gw ngerasa bersalah ma tindakan gw. belum lagi sama tindakan gw ke orang lain yang maju mundur karena keraguan gw. Dan ini dikritik ma ana, tmen gw dari SMA. Tindakan-tindakan itu bikin gw mikir, knapa gw harus mikirin hal-hal itu? belum tentu yang gw pikirin itu dipikirin sama mereka.. Dan setelah kejadian itu, gw sadar, hal paling bodoh adalah gw mikirin hal itu sendiri, padahal mereka belum tentu mikirin ini. Dan cara ampuh untuk menghilangkan tindakan bodoh adalah menertawakannya. Ya ya, gw ngetawain kebodohan gw untuk mikirin ini. Hello Lala, masih ada loh hal lain yang lebih penting untuk lo pikirin daripada hal ini. <br /><br />Jadi, di sini gw sekarang. Megang penghapus dan tipe-x, menghapus kejadian agustus itu, menghapus mereka. bukan menghapus untuk selamanya, tapi menghapus mereka tentang kejadian itu.. Dan sekarang, gw akan memulai lagi dengan mereka, seolah gak pernah ada kejadian itu.. :)Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-19403666186313862472010-10-18T23:46:00.001+07:002010-10-18T23:48:59.408+07:00SejenakSejenak datang sejenak pergi<br />Hanya berhenti untuk sejenak<br />Mungkin tidak mengenal kata selamanya<br />Atau mungkin memang tidak akan selamanya<br /><br />Sejenak datang sejenak pergi<br />Tanpa pernah ada waktu pasti<br />Diam, gerak, tawa<br />Lakukan semua untuk alihkan waktu<br />Hilangkan ketidakpastian waktu<br /><br />Hanya sejenak, memang hanya sejenak<br />Sejenak yang menyebalkan<br />Sejenak yang penuh tanya<br />Sejenak yang ada air mata<br />Sejenak yang menyenangkan<br />Namun sejenak itu yang memberi kesan dalam<br />Sejenak itu yang mengisi buku hidup saya, selamanya<br /><br /><br />PS: Untuk 15 teman saya yang berharga, yang telah mengajari saya makna hidup selama sebulan. Love you all.. :)<br />Jatinangor, 181010Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-82142754397487914702010-08-27T14:27:00.002+07:002010-08-27T14:30:14.909+07:00Tirani dan Benteng<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5tgrBzRjJJXJr6hj0lape05yAZnzsK1CgmpzrDTY6kt-waoMbV_4Rg1EepVEqo25bVgOk_zYTnwWTpAGuw1as52noiaIkNKVJVth6ykmdibXXhJ8ZcnMjTY3cLea-e6ZIg32OjjJsNnY/s1600/tirani-dan-benteng.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 105px; height: 145px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5tgrBzRjJJXJr6hj0lape05yAZnzsK1CgmpzrDTY6kt-waoMbV_4Rg1EepVEqo25bVgOk_zYTnwWTpAGuw1as52noiaIkNKVJVth6ykmdibXXhJ8ZcnMjTY3cLea-e6ZIg32OjjJsNnY/s320/tirani-dan-benteng.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5509988367766717810" /></a><br />Belajar sejarah tak selalu dari buku-buku Sejarah di sekolah. Ada banyak cara untuk belajar sejarah, salah satunya melalui sastra. Taufiq Ismail mengemas sejarah dalam puisi-puisinya yang kemudian dia rangkum dalam kumpulan puisinya. Salah satu sejarah yang dia rangkum adalah masa ketika Indonesia pada tahun1966. Taufiq Ismail merangkum peristiwa-peristiwa sejarah pada tahun 1966 dalam dua kumpulan puisnya Tirani dan Benteng yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul yang sama, Tirani dan Benteng. Dalam kedua kumpulan puisinya ini, Taufiq jujur kepada para pembacanya mengenai semua yang terjadi pada tahun 1960 hingga 1966.<br /> Meski puisi-puisi yang ada di dalamnya merupakan puisi yang ditulis Taufiq dari tahun 1960 sampai 1966, bukan berarti sudah telat untuk membaca buku kumpulan puisi ini. Ada berbagai macam peristiwa yang terjadi pada tahun 1960 hingga tahun 1966 yang tidak kita temui atau kita pelajari saat pelajaran Sejarah di sekolah. <br /> Sejumlah 73 puisi Taufiq Ismail yang terdapat dalam buku puisi Tirani dan Benteng ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Puisi-puisi Menjelang Tirani dan Benteng, Tirani, dan Benteng. Puisi-puisi pada bagian Puisi-puisi Menjelang Tirani dan Benteng ditulis Taufiq antara tahun 1960 sampai 1965. Sedangkan puisi-puisi pada bagian Tirani dan Benteng ditulisnya pada hari-hari demonstrasi tahun 1966. Puisi-puisi dalam buku Taufiq Ismail ini bertemakan tentang kecemasan, kesangsian, kebebasan, harapan, angan, cita-cita, dan tekad. <br /> Dalam buku ini Taufiq merangkum kejadian-kejadian pada tahun 1966 yang diwarnai demo mahasiswa memprotes pemerintah dengan gaya berpuisinya. Sebut saja puisi Dari Catatan Seorang Demonstran dan Dari Ibu Seorang Demonstran yang menggambarkan keadaan demo ketika tahun 1966. Taufiq melukiskan kejadian yang dilihatnya dan yang terjadi melalui puisinya dengan bercerita kepada pembaca.<br /> Kejadian penembakan terhadap mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang berdemo pun ditulis Taufiq dalam puisi-puisinya yang berjudul Karangan Bunga, Percakapan Angkasa, dan Salemba. Tak hanya menceritakan bagaimana suasana dan keadaan pada tahun 1966, puisi-puisi Taufiq pun mampu memberikan emosi yang membuat kita terbawa dalam suasana puisi-puisinya serta merasakan seolah kita berada di keadaan tersebut. Emosi yang dibangun Taufiq itulah yang menjadi daya tarik lainnya pada puisi-puisinya ini.<br /> Dalam puisi Karangan Bunga saja, dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah dicerna, Taufiq mampu menyampaikan emosi dan suasana ketika tiga anak kecil datang dan memberi bunga tanda ikut berduka cita atas meninggalnya Arif Rachman Hakim. Ya, puisi-puisi Taufiq Ismail memang dikemas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tetapi dibalik itu, puisinya mengandung emosi dan makna yang dalam.<br /> Tak hanya puisi saja yang bisa kita nikmati dalam buku kumpulan puisi ini, berbagai macam foto pada tahun 1966. Foto-foto mengenai demo dan penembakan terhadap Arif Rachman Hakim memenuhi halaman-halaman kumpulan puisi ini. Foto yang disajikan dalam buku ini merupakan kisah dari puisi yang ditulis Taufiq Ismail. Jadi, ketika kita membaca puisi Taufiq Ismail dalam buku ini, kita bisa melihat situasi tahun 1966 melalui foto di halaman sebelah puisi yang kita baca. <br /> Taufiq juga mengkritik pemerintah pada tahun 1960-an itu. Taufiq menulis puisi Syair Orang Lapar yang menceritakan seberapapun orang lapar akan tetap mendengarkan Bung Karno berpidato sedangkan pemerintah tak bergerak untuk rakyat yang lapar itu. Atau tengok saja puisi Pengkhianatan Itu Terjadi Pada Tanggal 9 Maret yang menceritakan keadaan pemerintah, lebih tepatnya konflik yang terjadi pada pemerintahan.<br /> Selain itu, Taufiq juga menulis hal-hal kecil yang terjadi di sekitar demonstrasi. Oda Bagi Seorang Supir Truk dan Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya adalah contohnya. Kedua puisi ini ditulis Taufiq dengan menceritakan bagaimana supir truk dan penjual rambutan pada rombongan mahasiswa yang berdemonstrasi. <br />Tidak hanya puisi yang bercerita sejarah dan foto-foto kejadian saat demonstrasi pada tahun 1966, dalam kata pengantar buku ini, Taufiq Ismail menceritakan kronologis yang terjadi pada tahun 1966. Taufiq menceritakan bagaimana pemerintah pada saat itu, bagaimana demonstrasi terjadi, dan hal-hal penting apa saja yang terjadi pada tahun 1966. Selain itu, Taufiq Ismail juga membahas mengenai Lekra dan Manifes Kebudayaan yang pada saat itu menjadi bahan perbincangan banyak orang.<br />Jika anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai sejarah Indonesia, terutama yang terjadi pada tahun 1960-an, buku kumpulan puisi Tirani dan Benteng ini bisa menjadi pilihan alternatif anda. Selain mengerti tentang sejarah Indonesia, puisi-puisi yang ada dalam kumpulan puisi ini juga bisa menghibur kita.Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-68423184486255887112010-08-27T14:21:00.000+07:002010-08-27T14:22:26.352+07:00Taman Ilmu, belajar dan mengajarSebuah bangunan kecil dengan halaman yang cukup luas dan terduh serta sebuah taman bermain di depannya terlihat ramah menyambut siapapun yang datang. Suasana ramai dan tawa anak-anak pun terdengar dari dalam bangunan ini. Ya, itulah sekolah Taman Ilmu yang terletak di Sukawening, Jatinangor. Sebuah sekolah yang dibangun oleh BEM Kema Universitas Padjadjaran. Sekolah Taman Ilmu ini juga merupakan salah satu program kerja dari BEM Kema Unpad sebagai bentuk pengabdian kepada Masyarakat. <br />Pendirian sekolah ini dicestukan oleh Atif, mahasiswa Fakultas TIP Unpad. Atif mendapat inspirasi untuk mendirikan sekolah untuk anak-anak di Jatinangor setelah melihat taman bacaan yang didirikan oleh ITB. “Inspirasinya dari Taman Bacaan di ITB, terus akhirnya alhamdulillah dapat tempat di PAUD Bunda Hajar ini dan Mei 2008 Taman Ilmu berdiri”, ujar Ahmad, salah satu pengurus Taman Ilmu.<br /> Siswanya berasal dari sekitar sekolah Taman Ilmu ini. Sekolah Taman Ilmu ini juga tak memungut biaya dari siswanya alias gratis. “Pendirian sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan pendidikan anak-anak, khususnya di sekitar Taman Ilmu ini”, ujar Ahmad.<br /> Sebelum mereka mengajar di Sekolah Taman Ilmu, para pengurus Taman Ilmu ini melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar untuk mengajak anaka-anak di lingkungan Taman Ilmu untuk belajar di sana. Hasilnya, masyarakat sekitar menyambut baik respon para pengurus Taman Ilmu. Hal ini terlihat dari banyaknya anak yang belajar di Taman Ilmu. Hingga saat ini Taman Ilmu memiliki sekitar 50 murid. <br /> Berbeda dengan sekolah pada umumnya, Taman Ilmu lebih cenderung sebagai tempat les untuk anak-anak di sekitar Taman Ilmu. Namun, pola mengajar di sini disusun seperti layaknya sebuah sekolah. “Sebenarnya di Taman Ilmu itu kayak tempat les untuk membantu belajar anak-anak di sekitar Taman Ilmu. Tapi ada beberapa anak yang putus sekolah, yang kita ajak untuk sekolah di situ”, terang Ani, pengurus Taman Ilmu. Yang berbeda, di Taman Ilmu ini kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 14.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB setiap hari Senin hingga Jumat.<br />Selain itu yang membedakan Taman Ilmu dengan sekolah lain adalah pengajar di sini semuanya adalah mahasiswa Unpad dari berbagai fakultas. Cara perekrutan guru di sini juga terbuka, siapapun bisa menjadi guru asalkan dia mahasiswa Unpad. “Ya kita buka pendaftaran untuk guru di sini kemarin Maret dan hasilnya ada seratus orang yang berminat menjadi guru di Taman Ilmu ini”, ujar Guruh, Kepala SekolahDunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-11982463353832758582010-08-27T14:12:00.001+07:002010-08-27T14:15:49.363+07:00Menengok Manusia dalam Rahasia Selma<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWTP305T4QyQAEOGtZihG9KGNua4DuB68upebWdy1u9dOuMNcRT0sqwzNoJ1IogU-r3LsOC4XZR82wti2IqGLbc7dk1HmpD9FMUe5XszAt3rSrtc4_Dm6OHqwJhgPkzJDYvQUhOZpW6Mo/s1600/30756_392853085722_660190722_4636429_7575119_n.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 170px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWTP305T4QyQAEOGtZihG9KGNua4DuB68upebWdy1u9dOuMNcRT0sqwzNoJ1IogU-r3LsOC4XZR82wti2IqGLbc7dk1HmpD9FMUe5XszAt3rSrtc4_Dm6OHqwJhgPkzJDYvQUhOZpW6Mo/s320/30756_392853085722_660190722_4636429_7575119_n.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5509984630101196610" /></a><br />Judul buku : Rahasia Selma<br />Penulis : Linda Christanty<br />Penerbit : Gramedia Pustaka Utama<br />Tahun terbit : 2010<br />Harga : Rp 30.000,00<br />Tebal : 121 halaman<br /><br />Setelah Kuda Terbang Maria Pinto terbit pada tahun 2004, tahun ini, Linda menerbitkan kembali kumpulan ceritanya yang berjudul Rahasia Selma. Dalam kumpulan cerita Rahasia Selma ini terdapat sebelas cerita yang bisa kita nikmati seperti Babe, Para Pencerita, Drama, dan Rahasia Selma. Kesebelas cerita tersebut memiliki latar belakang yang berbeda. Persamaan dari sebelas cerita tersebut adalah bercerita tentang manusia dengan bahasa sastra yang memikat. <br /> Dalam cerita Babe kita akan menemukan cerita tentang keegoisan istri yang sangat menyanyangi suaminya. Cerita tentang pertemuannya dengan suaminya dan para selingkuhannya serta bagaimana ia sangat menyanyangi suaminya tetapi ia sendiri melupakan nama suaminya. Lain dengan Para Pencerita, dalam cerita ini diceritakan tentang seorang anak yang bercerita tentang keluarganya, mulai dari ayah hingga kakaknya.<br /> Lain lagi dengan cerpen yang berjudul Para Pencerita. Dalam cerita ini tentang sebuah keluarga Aceh dan permasalahan keluarganya. Cerita singkat yang ringan namun dapat memberikan sejuta pelajaran bagi para pembaca. Atau cerpen yang berjudul Rahasia Selma yang menceritakan tentang perjalanan kecil seorang anak yang dirangkum Linda dengan penuh makna tentang trauma, kesedihan, kesepian, dan kebiasaan-kebiasaan lain. <br /> Dengan dikemas bahasa sastra, menjadikan cerpen dalam kumpulan cerita Rahasia Selma ini lebih terasa hidup. Kesebelas cerita tersebut diceritakan dengan gaya cerita yang berbeda namun tetap berbau sastra. Pada beberapa cerpen narasi, Linda menceritakan detail-detail dengan apik dan memukau.<br />Teknik penceritaan yang digunakan Linda mampu membawa kita mengikuti jalan ceritanya. Dengan gaya bercerita narasi yang digunakannya, Linda mengajak kita untuk masuk ke dalam cerpen yang dibuatnya. Membawa kita untuk berkhayal seakan-akan kita berada di tempat yang digambarkannya. Dalam buku ini kita akan lebih banyak menemukan cerpen yang diceritakan narasi daripada dialog. Dari narasi itulah, Linda membangun karakter yang kuat untuk setiap ceritanya dan tentu saja, cerita narasi tersebut mampu membawa pembaca mengikuti setiap ceritanya. Tak mudah ditebak di setiap ending ceritanya. Secara keseluruhan Linda mampu memberi kejutan-kejutan di setiap akhir cerita.Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-87050842887515007212010-08-27T14:09:00.000+07:002010-08-27T14:10:10.778+07:00Kita, AsingBenar, kita hanya orang asing<br />Tak mengenal satu sama lain<br />Kita, orang asing<br />Yang dipaksa keadaan untuk saling mengenal<br /><br />Kita hanya orang asing<br />Saya tak pernah mengenalmu dengan baik<br />Dan kau, tak pernah mengenalku dengan baik<br />Kita hanya orang asing yang dipaksa untuk saling mengenal<br />Oleh waktu<br /><br />Saya tak pernah tahu siapa kau<br />Dan kau tak pernah tahu bagaimana saya<br />Kita hanya orang asing yang dipaksa mengenal<br />Dan ketika waktu itu habis, kita kembali asing<br /><br />Sekarang, waktu itu usai<br />Kita kembali asing<br />Saya tak pernah kenal kau<br />Dan kau tak pernah mengenalku<br />Dan kita tak pernah menyapa lagi setelah waktu usai<br />Karena kita orang asing<br /><br /><br /><br /> Jatinangor, 16 Agustus 2010Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-39348118520423947862010-08-27T14:08:00.001+07:002010-08-27T14:08:48.980+07:00Pentingnya Strategi Bersaing bagi Pengusaha SepatuToko-toko sepatu itu berjejer hampir di sepanjang Jalan Cibaduyut, Bandung. Ya, jalan Cibaduyut memang terkenal dengan sepatunya. Di Jalan Cibaduyut inilah sepatu dibuat dan dipasarkan, mulai dari sepatu anak-anak hingga dewasa.Sepatu ini dihasilkan oleh produsen lokal, asli Indonesia yang merupakan usaha mikro dan kecil. <br /> Usaha mikro dan kecil diperlukan bagi suatu negara karena usaha mikro dan kecil dapat menyerap banyak tenaga kerja, sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran. Dengan demikian usaha mikro dan kecil mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan perekonomian negara.<br />Di Bandung sendiri, usaha mikro dan kecil mengalami kenaikan pada tahun 2003 hingga 2005. Hal ini terlihat dari nilai tambah bruto dan peranan usaha dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengenai Nilai Tambah Bruto (NTB) dan Peranan Menurut Skala Usaha, terdapat kenaikan sebesar 43,81% pada tahun 2003, 44,21% pada tahun 2004, dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 44,30%. Dalam tiga tahun tersebut menunjukkan peningkatan peranan usaha kecil terhadap Nilai Tambah Bruto (NTB).<br /> Ya, usaha sepatu di Cibaduyut ini disebut usaha mikro dan kecil karena usaha ini dimiliki oleh perorangan dan memiliki hasil penjualan maksimal Rp 2,5 milyar per tahunnya dan jumlah pekerja tak lebih dari 19 orang. Tidak hanya di Cibaduyut, di beberapa tempat lain di Jawa Barat seperti Bogor, Tasikmalaya, dan Ciamis, usaha sepatu ini ada. <br />Meskipun toko sepatu berjejer di sepanjang Jalan Cibaduyut, para pengusaha ini perlu untuk bersaing dengan pengusaha sepatu lain untuk mendapatkan keuntungan maksimal mereka. Strategi bersaing yang diterapkan oleh para pengusaha sepatu di Cibaduyut hampir semuanya sama, seperti menyebar katalog. Katalog ini diberikan kepada konsumen atau kepada para agen sepatu mereka. “Katalog ini isinya sepatu-sepatu produksi kita. Biasanya sekitar 3 bulan sekali ada katalog baru,” ujar salah seorang karyawan took di Cibaduyut yang tidak mau disebutkan namanya. Beberapa pengusaha sepatu memang menyediakan catalog hasil sepatu produksi mereka. Untuk bersaing dengan pengusaha sepatu lainnya, ada juga yang menyediakan layanan pengiriman sepatu kepada konsumen. “Kita bisa juga kirim sepatu untuk konsumen yang ada di luar kota. Jadi nanti tinggal telpon ke kita aja mau sepatu yang mana, ukuran berapa, terus kita kirim”, ujar Suheri, pemilik usaha sepatu “Repalts”. <br />Selain masalah persaingan, ada masalah lain dalam usaha persepatuan ini seperti sistem keuangan yang yang tidak benar dan penyuluhan kewirausahaan yang tidak tepat. Hal inilah yang mengundang Theo Suhardi untuk meneliti mengenai perilaku berwirausaha, kemampuan manajerial, dan strategi bersaing para pengusaha sepatu di Jawa Barat. <br />Pemelitiannya kemudian disusunnya dalam sebuah disertasi yang berjudul Pengaruh Perilaku Berwirausaha dan Kemampuan Manajerial terhadao Strategi Bersaing serta Dampaknya terhadap Kinerja. Lewat disertasinya ini, Theo Suhardi berhasil meraih gelar doctor ekonomi dari Universitas Padjadjaran, awal November lalu. Dalam penelitian ini, Theo mengambil populasi sebanyak 1275 usaha mikro dan kecil persepatuan, dengan sampel sebanyak 187 pemilik atau manajer usaha mikro dan kecil persepatuan.<br />Menurut Theo, sistem manajerial yang ada pada para pengusaha sepatu di Jawa Barat masih belum baik. “Keuangan rumah tangga dan keuangan usahanya masih dicampur, tidak ada pemisahan. Ini yang tidak baik. Dan juga para pengusaha itu tidak berani untuk menggaji diri mereka sebagai manajer. Ini yang salah, seharusnya mereka berani”, ucap Theo. Dari penelitiannya, Theo menyimpulkan bahwa ada kaitan yang erat antara perilaku berwirausaha, kemampuan manajerial, dan strategi bersaing terhadap kinerja pengusaha sepatu. “Kinerja itu dipenuhi dari perilaku berwirausaha, kemampuan manajerial, dan strategi bersaing”, jelas Theo.<br />Theo sendiri mengkhususkan penelitiannya pada usaha mikro dan kecil sepatu karena menurutnya sepatu merupakan primadona Bandung. “Jins dan sepatu itu kan primadonanya Bandung. Kalau primadona ini dibiarkan, bisa hilang”, ucap Theo. Karena itulah, Theo meneliti usaha mikro dan kecil persepatuan karena dia berpendapat usaha sepatu dapat dihidupkan kembali menjadi primadona Bandung. “Sepati itu primadonanya Bandung dan ini menjadi peluang yang bagus untuk dihidupkan kembali. Karena menurut penelitian di luar negeri, 80% ekonomi negara ditopang oleh usaha mikro dan kecil”, jelas Theo.<br /> Meskipun demikian, usaha persepatuan ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti kemampuan kewirausahaan, motivasi kewirausahaan dan kinerja pengusaha. Kelemahan-kelemahan tersebut jika tidak diperbaiki bisa saja memperburuk sebuah usaha sepatu dan akhirnya berhenti di tengah jalan. Penelitian Theo ini memang dikhususkan pada tiga aspek yaitu perilaku berwirausaha, kemampuan manajerial, dan strategi bersaing. <br />Dalam disertasinya, Theo menuliskan perilaku berwirausaha adalah melaksanakan kegiatan kewirausahaan yang merupakan aplikasi dari kreativitas dan keinovasian untuk mengambil peluang yang ada dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan cara baru dan berbeda untuk memberikan nilai tambah seseorang. Pengusaha mikro dan kecil juga membutuhkan kemampuan kewirausahaan itu untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan kelemahan kemampuan manajerial yang ada pada pengusaha sepatu itu adalah lemahnya pemasaran mereka. “Kemampuan mengatur orang, mengatur rencana, itu yang kurang. Jadi pemilik atau manajer harus memiliki jiwa kepemimpinan”, terang Theo. Kelemahan dalam perilaku berwirausaha ini seperti kurangnya ketegasan. Sebanyak 67% pemilik usaha bertindak tidak tegas dengan jarang mengubah aturan. Perilaku berwirausaha inilah yang perlu dirombak oleh pengusaha agar orang termotivasi untuk berusaha. <br />Salah satu cara menumbuhkan motivasi kewirausahaan adalah dengan pendidikan atau penyuluhan. Sayangnya, penyuluhan yang ada hanya ditujukan pada usaha mikro dan kecil yang sudah memiliki badan hukum. Padahal sebanyak 82,89% usaha mikro dan kecil tidak berbadan hukum. “Inilah yang salah. Kenapa hanya yang sudah berbadan hukum yang dirangkul. Padahal masih banyak yang perlu dirangkul seperti usaha kecil yang tidak berbadan hukum”, kata Theo. Hal ini juga yang dapat membuat para pengusaha kecil tidak memahami pentingnya motivasi kewirausahaan dan perilaku berwirausaha. <br />Sebanyak 49,73% order produksi pengusaha sepatu diperoleh dari permintaan konsumen. Strategi bersaing yang ada dalam usaha persepatuan inilah yang perlu diubah menurut Theo. Menurutnya, strategi bersaing ini juga dapat untuk mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru. “Servis untuk pelanggan ini juga perlu diperhatikan dan ini bisa dijadikan sebagai strategi bersaing”, ucap Theo. <br /> Strategi bersaing lainnya juga bisa diterapkan dengan mengeluarkan produk baru dan pengembangan produk. Namun yang menjadi masalah sebanyak 40,11% pengembangan produk hanya sebatas rencana saja. Masalah lain yang ada dalam strategi bersaing ini adalah logo perusahaan atau logo dagang. Sebanyak 54,55% atau 102 perusahaan baru berencana membuat logo tahun depan. Dan hanya 11,23% atau 21 perusahaan saja yang memiliki logo dan sudah dipatenkan. “Kemampuan strategi bersaing itu banyak dipengaruhi oleh jiwa kewirausahaan atau perilaku berwirausaha. Sebanyak 44% perilaku itu mempengaruhi strategi bersaing”, ujar Theo. <br /> Menurut Prof. Dr. Sucherly, promotor Theo Suhardi, apa yang ditulis Theo dalam disertasinya mengenai usaha mikro dan kecil merupakan sebuah fenomena dari fakta dan diteliti dengan teori manajemen Usaha Kecil Menengah (UKM). “Jadi, masalah itu dipikirkan sesuai kerangka pemikiran dia sesuai teori”, ujar Sucherly. Hasil dari penelitian Theo pun diamini oleh Sucherly. “Ya, memang begitu, kemampuan manajerial dan perilaku berwirausaha berkaitan dengan kinerja”, ujar Sucherly. <br /> Secara keseluruhan, para pengusaha sepatu di Jawa Barat masih harus memperhatikan beberapa hal untuk dibenahi. Theo menulisakan dalam disertasinya bahwa kesulitan modal masih menjadi masalah pokok yang dihadapi pengusaha sepatu. Masalah lainnya adalah kemampuan komunikasi, dan kreatifitas juga masih kurang serta kurangnya mengambil resiko dalam usaha. “Jadi, yang kurang seperti ini harus diperbaiki dan yang sudah cukup bagus harus ditingkatkan lagi”, ujar Theo.Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-62760519733976211092010-08-07T00:57:00.003+07:002010-08-09T00:33:03.602+07:00We start from hereGak kerasa dah seminggu lbih gw bebas dari KKN. Dan dah seminggu ini juga gw bergeje-ria di kosan yang sepi karena anak2 kosan dah pada pindah. Well, ini semua gak lebih baik dari di Desa Patakaharja, tempat KKN. Paling gak di tempat KKN ada banyak temen2 yang selalu setia untuk bermain, ngobrol, jalan2, dan segala macamnya.<br /><br />Anyway, gw bersyukur banget dapet tempat KKN di desa itu. Desa tempat KKN gw sangat sangat menyenangkan. Orangnya asli baik-baik banget dan ramah. Dan gw dapet rumah yang pewe.. Paling gak itu kata gw..<br /><br />Temen2 KKN gw? Seru abis. Gw suka lah sama tmen-temen KKN gw. Awalnya gw mikir yang gak enggak-enggak soal KKN karena cerita-cerita KKN dari teteh-teteh kosan. Tapi ternyata, gw sangat menikmati KKN gw.. hahaa..<br /><br />Well.. selama KKN, kerjaan wajib kita bisa dibilang main UNO. hahaha.. Dari hari pertama KKN sampe hari terakhir KKN selalu aja mainin UNO. Yang kalah dicemongin mukanya pake bedak ato nyuci piring ato minum air dua sampe tiga gelas. Hahaha.. Kalo gak main UNO ya main yang lain, main kartu cepek, monopoli, ludo, catur, ato ular tangga. Serius deh, gw baru kali itu main monopoli sampe sekaya itu.. hahaha..<br /><br />banyak banget hal-hal yang gw lakuin bareng ma temen-temen KKN gw.. makan bareng, jalanin program bareng, geje bareng, hampir semuanya bareng. Dan itu seru.. haha..<br />Sebulan gw bareng mereka, apa-apa mereka. Awalnya gak gampang, tapi akhirnya lebih gak gampang lagi. Awalnya gak gampang untuk mengenal mereka karena mereka semua punya karakter yang beda-beda. Tapi akhir KKN lebih gak gampang buat pisah sama mereka..<br /><br />Sebulan bareng mereka, ada banyak pelajaran yang bisa gw ambil dari mereka. Dan dari situ gw ngeliat, gw masih blum jadi apa-apa.. Gw masih harus banyak belajar. Dan sekarang gw kangen mereka.. Kangen main UNO, kangen nyemongin muka orang, kangen ketawa bareng, kangen ngobrol, kangen main bareng Denas, kangen semuanyaaaa.... Dan yang gw harap dari semua ini adalah, tali silahturahmi antara gw dan temen-temen gw jangan sampe putus..Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-76280341674579262532010-07-29T23:59:00.002+07:002010-07-30T00:34:57.045+07:00It's all about KKNAlhamdulillah... akhirnya KKN selese juga.. Well, beda banget rasanya kayak pas mo berangkat KKN. Waktu tanggal 1 Juli kmaren pas berangkat KKN, rasanya hampir sama kayak orang yang mati rasa. Datar aja, sedih gak seneng juga gak. biasa aja, hahaha.. Dan sebulan mampu mengubah rasa biasa itu. Semuanya jadi penuh warna..<br /><br />Awal-awal KKN semuanya terasa aneh aja, biasa sendirian tiba-tiba jadi rame orang dalam satu rumah. Makan bareng, nonton tv bareng, jalan-jalan bareng, tidur bareng.. Dan sebulan dah bikin semua kayak satu kebiasaan. banyak cerita KKN yang jadi pelajaran dan pengalaman buat aku. Dan itu pasti bakal berguna buat aku nanti. <br /><br />16 orang yang beda karakter dalam satu kelompok emang banyak, tapi itu adalah suatu kesenangan sendiri bisa ada di antara mereka. Ana, ifa, itha, uwi, tia, niken, dimas, cumi, adi, abay, bang fuad, taupan, dika, bong, lim. Alhamdulillah banget punya temen kayak mereka, yang sangat sangat baik ma Lala. Dan juga desa tempat KKN yang sangat sangat menyenangkan. <br /><br />Main ke bunter, sungai ranto, ngajar di sd, pekan olahraga, cuci tangan di sd, lomba-lomba di sd, posyandu, naik gunung pataka, cijolang,,, semuanya seruuuuuu... Capek pastilah ada, tapi semua kebayar sama tawa kita semua. Mulai dari main di bunter bikin tembikar trus ifa mimisan sampe terakhir ke gunung pataka, semuanya penuh dengan tawa. <br /><br />Dari KKN di Patakaharja ini sangat amat memuktikan omongan papa aku yang bilang kalo aku gak pantes jadi anak gunung. Ya, karena akunya kalo jalan suka gak ati-ati, sering kesandung, sering kepleset, dan lain-lain. hahaha..<br /><br />Dan KKN membuat saya untuk tidak autis sendiri lagi. Setiap malem di rumah KKN ada aja yang dilakuin bareng. Maen UNO, maen tebak-tebakan, maen rubik, ngobrol sana sini, jalan-jalan, maen monopoly, maen ular tangga, ludo, kartu cepek, apapun lah yang penting ramean. Dan itu sangat sangat menyenangkan. Hahaha...<br /><br />Dan sekarang, selese udah KKN. Ninggalin Patakaharja, ninggalin Denas ma Abil, gak bareng-bareng serumah lagi, gak ada lagi cemong-cemong maen UNO.. sediiiiiiiiiiihhhhh...<br />aku gak nangis pas tadi pergi dari Patakaharja, tapi kenapa sekarang pengen nangis gini ya? Gak ada lagi rame-rame gosip di kamar sebelum tidur, gak ada lagi ngobrol-ngobrol ampe dini hari, gak ada lagi maen UNO mpe jam 1 pagi.. sediiiihhh.. yang ada sekarang sendirian aja di kamar kosan. Dan saya bosan. bosan kayak waktu aku sepanjang sora ngajakin kalian jalan-jalan. bosen banget...!!!<br />mo maen UNO tapi cuma sendiri, maen monopoli juga cuma sendiri... T.T<br />aduhhh, masa aku autis sendiri lagi balik ke nangor gini? ketemu ma jalan yang rame truk lagi, ktemu macet lagi, ktemu tugas litbang lagi, kampus lagi,,, <br /><br />MAEN UNO YUUUKKK... ATO GAK MONOPOLI DEHHHH... MAENNN YUUUUUKKK...Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-53971399010814159542010-06-30T23:54:00.003+07:002010-07-01T00:10:14.511+07:00Saya dan persiapan KKNYeahh.. KKN..<br />Well.. akhirnya gw sampe di titik ini.. KKN.<br />Tempat gw KKN di Patakaharja, Rancah, Ciamis.. kurang lebih 3 jam lah dari rumah... hahah..<br />Tapiii.. asli deg2an dan males gilaaa..hahaha...<br />barang bawaan seabreg buat sebulan mule dari kaos ampe apa ajalah yg bisa bikin gak mati gaya di sana.. hahhaa<br />Bawaan gw adalah satu koper lumayan besar, satu tas lumayan besar, sama tas gendong kecil..koper isinya baju, jaket, bantal, selimut... tas isinya hitter, sabun2an, makanan, senter, abreg2an klo kata anbel.. tas kecil isinya buku, pulpen, dompet, Al Quran.. <br />tadinya gw ngotot mau satu koper sama satu tas.. tapi emang itu gak mungkin.. karena emang gak cukup..hahah<br /><br />Packing pertama dari hari minggu tapi cuma setengah karena gw ga ada bayangan apa aja yg perlu dibawa.. jadi deh malem sebelum berangkat packing total.. <br />packing malem ini dibantuin sama teh nita, teh loa, teh ela ma fani..,, sambil ngedengerin keong racun.. hahah<br /><br />asli deh, gw males KKN juli ini.. knapa ga juni kmaren aja sih.. knapa? karena juli ini adalah bulan terakhir teteh2 kosan di kos krn pada mo pindah.. huhu<br />jadi weh,, bsok gw pulang kkn dah pada pindah.. dan di juli ini bakal ada acara ngeliwet bareng dan gw melewatkan..<br />huwaaaaaaa...<br /><br />so, mau gak mau, gw harus ikut KKN juli ini. gw gak mau mundur KKN ke januari bsok.. januari bsok gw harus dah mule job training.. gw pengen cepet lulus...<br />dan paling ga, KKN ini gw dikasih waktu buat pulang 3 hari.. sip lah.. kata si papa "iya, ntar dijemput klo mau pulang".. hehhe<br /><br />YUP, tgl 1 juli ini saya harus brangkat KKN ke ciamis jam 6 pagi.. bakal kangen banget sama kamar kos aku tercinta, anak kosan, surabi telur si ibu, nasi goreng aceh, internet, capcay starcom, laptopku tersayang,,, so, wish me luck yaaa... :DDunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-4392933346899850542010-06-23T23:04:00.000+07:002010-06-23T23:09:36.405+07:00Ketika Waktu (Tak) Berpihak<i>Jika waktu bisa aku balikkan<br />Maka aku memilih waktu itu<br />Ketika aku masih memiliki kesempatan…</i><br /><br />Entah sudah berapa lama aku tak bertemu dengannya. Mungkin dia sudah berubah, atau masih sama seperti dulu. Dan sekarang, aku menunggunya. Di café tempat kami biasa berbincang dulu, beberapa tahun lalu. Sudah 15 menit aku menunggunya, dia tak kunjung datang. Aku masih menunggunya ditemani segelas ice chocolate. Oh, aku melihatnya. Dia. Berjalan ke arahku, dia datang. Kemeja biru muda dengan celana hitam. Oh, dan kacamatanya, dia masih memakai kacamatanya. Tak ada yang berubah darinya. Dia masih seperti dulu.<br /><br />“Kau sudah lama menunggu?”, tanyanya.<br /><br />“Tidak. Baru lima belas menit”, jawabku dengan senyum sempurnaku. <br /><br />Masih aku ingat betapa senangnya aku mendapat message darinya. Dua tahun aku tak mengetahui kabarnya dan semalan dia mengirimku message untuk bertemu di café ini. Dan dia masih sama seperti terakhir kali aku melihatnya, dua tahun lalu. Tak ada yang berubah darinya. <br /><br />“Di mana kau sekarang? Aku tak mendengar kabarmu sejak dua tahun lalu”, tanyaku sedikit berbasa-basi. Ya, aku menyimpan penasaranku sejenak. Aku penasaran apa yang menyebabkan dia mengajakku bertemu di sini. <br /><br />“Kau mencariku? Aku pindah bekerja ke Surabaya. Sengaja tak memberi kabar biar kalian mencariku, haha..”, candanya.<br /><br />Kali ini, aku yakin dia masih persis sama seperti dulu. Selera humornya, tawanya, dan cara dia memperlakukanku. Semua masih sama.<br /><br />“Kenapa kau masih saja narsis?”, tanyaku sambil berpura-pura marah.<br /><br />“Hahaha… Kau tidak berubah Bella. Aku narsis? Kau lebih narsis, hahaha…”, balasnya.<br /><br />Aku hanya bisa tersenyum. Ah, Ryan, kau tak pernah berubah sejak dua tahun lalu. Dua tahun lalu ketika kau memilih meninggalkan kota ini tanpa memberi tahu siapapun. Dua tahun lalu ketika kau sakit hati pada kawanmu sendiri tentang seorang perempuan. Ah, seandainya saja kau tahu.<br /><br />“Jadi, apa yang terjadi selama dua tahun ini? Selama aku tak di sini?”, tanyanya semangat.<br /><br />Aku tak tahu harus menjelaskan dari mana. Dari bagian kawannya yang menikah dengan pacar Ryan. Atau dari hidupku.<br /><br />“Apa yang ingin kau tahu? Tentang Zara?”, tanyaku pelan. Zara, perempuan itulah yang membuat Ryan pergi dari kota ini. Perempuan itu yang mebuat persahabatan Ryan dengan Romy berantakan. Perempuan itu yang membuat aku tak bisa menghubungi Ryan selama dua tahun ini. <br /><br />Wajah Ryan terlihat tenang. Tak ada rasa kesal di wajahnya. Bibirnya tersenyum tipis.<br /><br />“Mereka menikah kan? Aku sudah tahu. Zara memberitahuku saat hari pernikahan mereka”, ujarnya tenang.<br /><br />Aku terdiam mendengar ucapannya barusan. Tak ada dendam dari nada suaranya. Mungkin dia ikhlas. Atau mungkin ini seperti apa yang dikatakannya ketika terakhir kali dia bertemu dengaku dua tahun lalu. “Zara bebas menentukan dengan siapa dia akan hidup. Mungkin Romy yang terbaik untuknya. Aku tidak pernah marah dengan hal ini. Aku hanya kecewa dengan sikapnya yang tak jujur”, kata Ryan. Nada suaranya sama saat dia bilang Zara telah menikah. Tenang dan tak ada dendam.<br /><br />“Kau tak tanya mengapa aku ingin bertemu denganmu?”, tanya Ryan.<br /><br />Tentu saja aku ingin tahu.<br /><br />“Ya”, jawabku singkat.<br /><br />Aku melihatnya menatap mataku dalam-dalam. Aku tak tahu apa maksudnya. Dia terdiam sejenak. Mengalihkan pandangannya ke arah keluar café, memandang orang-orang yang berlalu lalang. Selalu, aku tak pernah bisa menebaknya meski bertahun-tahun aku mengenalnya. Dia sangat sulit untuk dibaca.<br /><br />Ryan kembali menatapku, lalu menunduk. <br /><br />“Ada yang ingin kau katakan?”, tanyaku perlahan.<br /><br />“Ya”, jawabnya singkat.<br /><br />“Tentang apa?”, tanyaku.<br /><br />“Tentang kita”, jawab Ryan.<br /><br />Tiba-tiba saja aku tak bisa berkata-kata. Mataku terpaku padanya, mencari keseriusan di matanya.<br /><br />“Dua tahun lalu, aku mulai menyadari ada sesuatu yang hilang ketika aku pergi dari kota ini. Bukan Zara. Aku bahkan tak merasakan sakit ketika Zara meninggalkanku. Saat itu aku bersama Zara tapi aku tak merasakan sakit ketika dia bersama Romy. Bukankah itu aneh?”, tanyanya sambil menatap mataku.<br /><br />Aku tak tahu harus menjawab apa. <br /><br />“Hmmm… Aku tak tahu.., maksudku, ya, itu aneh”, jawabku sedikit bingung.<br /><br />Ryan menyandarkan punggungnya ke kursi dan menghela napasnya.<br /><br />“Saat itu juga aku merasa ada sesuatu dalam diriku. Ada sesuatu yang memaksaku untuk jujur pada diriku sendiri. Bukan Zara yang aku cari. Ada orang lain”, jelas Ryan.<br /><br />Matanya menyiratkan dia mengatakan apa yang sebenarnya. Dia tak berbohong atau becanda kali ini. Dan aku di sini, menjadi ‘tong sampah’nya, mendengar semua cerita dan keluh kesahnya selama ini seperti tahun-tahun lalu.<br /><br />“Siapa?”, tanyaku.<br /><br />“Dia…. Ada di sini. Di depanku”, jawabnya sambil menatap mataku dalam.<br /><br />Aku tak tahu maksudnya. Aku balas menatapnya, mencari keseriusan katanya. <br /><br />“Ya, Bella. Kau yang selama ini ada di sini”, ujarnya sambil menunjuk dadanya. “Aku tak pernah menyadarinya bahwa selama ini aku mencintaimu sampai ketika aku pergi dua tahun lalu. Bahkan ketika bersama Zara pun, aku mencari sosokmu dalam Zara dan aku tak pernah menemukannya. Itu karena aku memang mencintaimu”, jelas Ryan.<br /><br />Ah, Ryan, kau memang pandai mempermainkan hati perempuan. Kau bisa dekat dengan perempuan manapun yang kau mau dengan sifat ramahmu. Kau terlalu gampang memuji dan pandai mengambil hati mereka. Dan sekarang aku tak tahu keseriusanmu dan kebiasaanmu itu.<br /><br />Aku masih menatap matanya dalam, masih mencari keseriusan ucapannya. Dengan dahu yang berkerut. Ya, aku tahu, matanya memancar keseriusan itu. Dia benar, dia serius.<br /><br />“Sejak kapan?”, tanyaku.<br /><br />“Sejak kelulusan itu. Saat aku mulai bisa membaca dirimu”, jawabnya.<br /><br />“Kau membaca diriku? Kenapa selama ini kau tak membiarkanku membaca dirimu?”, tanyaku sedikit marah.<br /><br />“Kau berusaha membacaku?”, tanyanya bingung.<br /><br />“Ya. Kau tak pernah sadar itu? Selama ini kau artikan apa perhatianku?”, marahku.<br /><br />Ryan mulai terlihat bingung melihat kemarahanku.<br /><br />“Kau.. Aku tak pernah tahu.. Kau mencintaiku?”, tanyanya sedikit waspada.<br /><br />“Sudah terlambat Ryan. Dua tahun ini aku selalu mencarimu, mencoba menghubungimu, tapi tak pernah bisa. Dua tahun ini aku ingin mengatakan semua padamu betapa aku mencintaimu. Tapi semua sudah terlambat”, marahku.<br /><br />Aku melihatnya mengernyitkan dahi. Dia terlihat bingung. Perlahan dia menghembuskan nafasnya lalu mencoba tersenyum.<br /><br />“Tak ada yang terlambat, Bella. Aku di sini. Kau baru saja mengatakan padaku. Tak ada yang terlambat”, ujarnya sambil tersenyum.<br /><br />“Tidak Ryan. Aku.. aku akan menikah besok. Seandainya kau pulang lebih cepat, kau tidak akan pernah terlambat”, ujarku pelan sambil menatapnya. Aku melihatnya terkejut. Kulangkahkan kakiku menjauhi meja kami, berjalan menjauhinya lalu keluar café. Ryan masih duduk termangu. Tatapan matanya kosong. Mendengarnya mencintaiku adalah hal terindah dalam hidupku. Namun aku sangat sakit, menyakitinya seperti ini. Ah, Ryan, seandainya saja kau pulang lebih cepat…Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-28153522952964859412010-05-31T07:28:00.003+07:002010-05-31T07:57:14.470+07:00Tragedi Parhon, sesaat sebelum liburanSaya udah di rumah.. dan itu sangat menyenangkan. <br />Hari sabtu lalu gw pulang setelah sebelumnya gw ke Tasik buat ke nikahan Ami. Pagi-pagi gw nyiapin baju buat gw bawa pulang dan siap-siap kondangan. Akhirnya gw mwmutuskan pake rok. Gtw kenapa, naluri cewe gw lagi keluar jadi weh pake rok. <br />dah dandan cantik gtu ada fakta yang sangat memberatkan, gw harus bawa ransel besar berisi baju dan laptop gw. Yap, gw bawa2 gembolan ke kondangan. Yasudahlah, daripada pulang ga bawa baju..<br /><br />Jam 9 gw ke tempat anbel dengan kostum kondangan dan gembolan gw dan gw cuma menemukan anbel sendiri di sana. Belum ada yg datengggg....!!! Jam 10 baru komplet deh yg mo ke nikahan Ami, yaitu gw, anbel, erni, lingga, gifar, n anju. eh blum komplet, si Cahoy belum dateng karena dy kesiangan dan jam 10 itu dy masih nunggu bis di Cimahi buat ke nangor. Akhirnya diputuskan Cahoy ditinggal dan ketemu di Tasik aja. Jadilah kita naek angkot dulu ke Dangdeur dan melanjutkan ke Tasik naik bis. <br /><br />Sayangnya, kita dapet bis yg bisnis ac yg harganya di luar perkiraan kita: 25 ribu. Padahal kita rencananya mo naik bis ekonomi yg ke tasik yg 8ribuan.. tapi batal.. nyampe tasik kita suruh turun di PARHON dan dijemput kakak Ami. Setengah jam di PARHON blum ada akang ganteng yg berbatik ungu (kyk yg dikasih tw iken) keliatan. Bakso bumbu+kecap 3 porsi dah abis dimakan bareng, tp si kakak Ami belum keliatan. Jam 1 lebih baru deh ketemu dan diputuskan kita nunggu si Cahoy yg waktu itu dah nyampe di Pamoyanan. Si lingga nyuruh Cahoy turun di pertigaan PARHON dket bengkel ban yg ada tulisan DUNLOP. Tapi inilah awal tragedi itu sodara2..<br /><br />Pas kita liat bis Primjas yg dinaikin cahoy dateng, kita dah siap2 tuh berdiri nunggu cahoy. tapi ternyata bis itu lewat begitu aja. Ternyata Cahoy dah turun di PARHON yang deket SD. Pas ditelpon ana, cahoy di suruh naik angkot ke pertigaan PARHON deket DUNLOP tmpat kita berada. Dan ini lebih dket dengan tragedi itu. Lama gak muncul, si cahoy ditelpon lagi. Katanya "gw dah naik angkot ini. tapi angkotnya masuk ke jalan kecil, buakan jalan besar". Yak, tepat sekali, cahoy nyasar.<br />Si lingga kemudian ngomong ke cahoy..<br />Lingga : "bukan masuk jalan kecil hoy. ke jalan besar. kmu teh tadi harusnya lurus aja. Naha kmu masuk jalan kecil?"<br />Cahoy : (kagak jelas ngomong apa, kan telponan dy ma lingga)<br />Lingga : "Ywda, kmu balik aja. Choy,, loh.. ini siapa? Lho.. kok abangnya.. Ih.. naha dikasih sama supir angkot? loohh kok saya yg ngomong sama abang angkot?"<br />Anak2: huahahahahahahahhahahahahah....<br /><br />Ya akhirnya kita balik lagi ke SD tempat Cahoy nyasar itu. Baru deh Cahoy ketemu dengan muka nyaris putus asa nyari PARHON.<br />Cahoy : "supir angkotnya aneh ih. Tadi gw mau naik angkot bilang Parhon masa gak boleh. Maksudnya ya biarlah klo gw salah juga, kan gw juga bayar. eh malah disuruh naik angkot yang itu. giliran naik angkot yang itu trus gw salah jalan, minta turun malah gak boleh. Aneh kan supir angkotnya."<br />hahaha,, sumpah donk ya,, kasian bgt tuh anak,, nyasar gtu<br />Cahoy : "Sumpahlah, tadi klo gak ketemu dah mau pulang aja."<br />Gw : "Ah lo hoy, di gunung aja berani masa di kota gini gak berani"<br />Cahoy : "Beda la, klo di gunung kan ada peta bisa baca tuh peta. Klo di kota gini nanya orang malah meyesatkan".<br /><br />Akhirnya, kita sampai di nikahan Ami. Dan Ami cantik bgt..!!<br />Foto-foto sama pengantin, foto2 sendiri, makan ini makan itu, ngerampok souvenir nikahan Ami, seru lah.. hihihi..<br />Anyway, SELAMAT YA AMI..!!<br />Di rumah ami tuh mpe jam setengah 5, baru deh abis itu gw nebeng ma wikan dan bokapnya buat ke terminal bisa buat balik ke cilacap. Dan ternyata terminal bisnya jauh sekali... hahaha..<br />Gw akhirnya naik bis yg tasik-semarang via kebumen-gombong. Dari tasik jam setengah 6 sore dan gw turun di wangon jam 9 malem. Capek? gak sih, cuma ngantuknya aja yg gak nahan.. hahhaaha...<br /><br />HAPPY HOLIDAY GUYS... :DDunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-4385862801314817752010-05-23T22:56:00.000+07:002010-05-23T22:59:05.395+07:00Tak Tahu dan (mungkin) Takkan Pernah TahuSenja mulai datang. Tak sendiri, bersama angin sepoi yang menungguku di sini. Di pantai tenang ini. Sepi dan senja serta berteman angin, hanya ada aku yang duduk di sini, di tepi pantai. Sesekali ombak datang menyapa lalu pergi lagi. Aku menikmatinya, menikmati kemesraanku dengan senja di pantai ini. Entah mengapa aku menikmati suasana ini. Aku merasa begitu tenang. Memulai ceritaku pada alam dalam diam yang takkan pernah dimengerti siapapun.<br /><br />Dia seperti ombak itu, datang sebentar lalu pergi. Tak pernah tinggal lama untuk menemaniku. Hanya sejenak, memberi senyum, lalu kemudian menghilang. Ah, kau sangat pintar mempermainkan perasaan. Kau dan permainan teka tekimu ini. Bagaikan bermain peran lalu peranmu selesai. Tak berlanjut. Sedangkan aku, seperti penonton yang menyaksikanmu bermain peran mempermainkan setiap hati atau aku yang menjadi objek permainanmu. Entahlah.<br /><br />Aku berusaha memberi batas dari awal. Aku bahkan tak tahu awalnya. Entah dari mana aku memberi batas, entahlah, aku sudah lupa, tak tahu lebih tepatnya. Entah sudah berapa kali aku terbawa permainanmu. Aku selalu tersenyum saat melihat kau dan dia. (Berpura-pura) senang melihat kau dan dia. Awalnya aku masih berada dalam batas yang aku buat. Tapi sekarang, aku tak tahu lagi di mana batas itu. Aku tak bisa melihat batas itu lagi dan membiarkanku terus saja terbawa arus. Aku senang? Muak aku dengan semua perasaanku sendiri, dengan tawaku, senyumku, sedihku, semua rasaku.<br /><br />Aahh.. aku benar-benar lelah.. Kau datang menghilang, selalu. Ingin aku hentikan semua dan memberi batas lagi. Tapi kau terlalu pandai hingga aku tak mampu lagi memberi batas. Permainanmu benar-benar tak dapat dimengerti. Aku tak tahu dengan semua permainanmu. Dan mungkin aku takkan pernah tahu maksud semua sikapmu, permainanmu. Apa yang kau cari?<br /><br />Senja semakin redup. Laut semakin merangkul dingin badanku. Camar itu datang dan berteriak menyemangatiku. Aku sudah tak peduli. Aku sudah penat dengan permainanmu dan batas yang aku langgar sendiri. Ombak masih saja menderu di hadapku seakan dirimu yang terus saja datang dan pergi. Dan seperti diriku yang masih saja belum dapat membacamu sepenuhnya.<br /><br />Bintang mulai muncul dan senja semakin meninggalkanku. Senja itu sudah mendengarkan semuanya. Tentang rasaku. Tapi kau belum mendengarnya. Aku yang tak mau memberitahumu. Aku yang membiarkan semua begini.<br /><br />Senja, hanya ini yang ingin aku bagi denganmu sore ini. Aku tak tahu bagaimana nanti karena bukan aku yang mengatur permainan ini.<br /><br />Aku berdiri meninggalkan pantai berbalik arah ke rumah. Meninggalkan senja di pantai itu dan meninggalkan jejak langkah di pasir putihnya. Lalu berbisik pelan, "Ini beda. Bohong kalau aku bilang aku tidak menyayanginya"Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-80764332082694334032010-03-01T09:54:00.004+07:002010-03-01T10:14:15.135+07:00A pray for My Beloved FriendsIni bukan kisah saya<br />Bukan..<br />Ini kisah tentang mereka berdua<br />yang memiliki banyak mungkin<br /><br />Awalnya si lelaki menaruh hati pada si perempuan<br />banyak cerita yang diberikannya pada perempuan itu<br />menggodanya mungkin lebih tepat<br />lewat sms dan senyum saat mereka bertemu<br /><br />Sang perempuan menanggapi dengan senyum<br />Dan cerita tak henti pada saya<br />Tapi menganggap semua biasa<br />Seperti teman lainnya<br /><br />Kemudian keadaan berubah<br />sang lelaki berhenti mengirim sms menggoda<br />Berhenti mengirim cerita lucu dan pertanyaan tak penting<br />Dia menjadi sosok berwibawa dan tenang<br /><br />Sang perempuan kehilangan sosok lelaki itu<br />Tapi dalam kehilangan itu saya tahu<br />Sang perempuan menaruh rasa pada sosok baru sang lelaki<br />Wibawa dan tenang<br /><br />Setiap cerita sang perempuan menyiratkannya<br />Kebahagiaan yang dirasanya setiap bertemu<br />Kebahagiaan yang dirasanya saat sms<br />Dan harapan-harapannya untuk pertemuan selanjutnya<br />Senyum perempuan itu disimpannya untuk sang lelaki<br />Penantian dan tawanya mungkin hanya untuk lelaki<br /><br />Saya tahu, lelaki itu juga menaruh rasa pada perempuan itu<br />Jauh di dalam hatinya<br />Lelaki itu pernah berkata pada saya beberapa waktu lalu<br />Tapi saya yakin rasa itu masih ada untuk sang perempuan<br />Dari sikap sang lelaki pada sang perempuan<br />Dari tulisan sang lelaki untuk sang perempuan<br />Keduanya teman saya<br />Dan saya menyayangi mereka<br />Tuhan, semoga mereka bisa bersama... amin..<br /><br /><br />-Lala-<br />01032010Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-50325214940946843342010-02-10T22:39:00.001+07:002010-02-10T22:41:31.746+07:00Berpihaklah Padaku Kali Ini --- Part IIBanyak kata tentangmu yang ingin kutulis<br />Tapi kata saja tak mampu menceritakanmu<br />Ingin kuceritakan dengan segala mimik<br />Tapi semua tak cukup<br />Karena kau lebih dari kata dan mimik<br /><br />Harusnya dari awal aku tunjukkan<br />Bukan sekarang<br />Saat semuanya hampir menghilang<br />Saat semuanya hampir terlupa olehmu<br /><br />Saat dekat semua terasa malu untuk muncul<br />Saat jauh yang terasa inginkanmu untuk tetap di sini<br />Di sampingku...<br /><br />Dan di sini<br />Hanya bisa melihatmu, tersenyum getir<br />Mengucap pelan<br />Berpihaklah padaku kali ini<br /><br /><br /><br />02022010<br />LaaDunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-49162030299831282852010-02-01T23:35:00.004+07:002010-02-10T22:38:33.221+07:00Berpihaklah Padaku Kali Ini --- Part I<span style="font-style:italic;">"Kali ini saja, biarkan aku menggenggamnya erat".</span><br />Banyak kata yang ingin aku ucapkan tentang dia. Tapi kata saja tak cukup menggambarkannya. Mungkin kata tak mampu menceritakan tentangnya. Hanya melihat lalu kau akan tahu.<br /><br />Banyak kata yang ingin kugambarkan tentang perasaanku. Tolong jangan biarkan aku menangis lagi. Lelah sudah aku mengeluarkan air mata. Bahkan air mata dan kata saja tak bisa mewakili semua perasaanku. Jadilah aku, dan kau akan merasakannya. <br /><br />Romantisme itu terus menari dalam benakku. Menghamburkan semua impian insan. Lalu menanamkannya dalam pikiranku dan terus membayang. Romatisme yang didambakah itu??<br /><br />Tapi untuk kali ini, berpihaklah padaku hai amore..<br /><br /><br />02022010<br />-lala-Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1716243918320285554.post-9074629675318035442010-02-01T15:39:00.002+07:002010-02-01T16:06:31.937+07:00Menanti HangatBaru saja hujan reda. Meninggalkan puluhan genangan air. Tapi mendung itu masih ada. Setidaknya di sini. Dalam diri.<br />Dingin telah usah. Menyudutkan hangat yang kemudian hilang entah ke mana. Dingin itu yang sekarang berkuasa. Hanya ada dingin lalu kaku. Perlahan aku menghangatkan dingin, membiarkan panas kembali berkuasa. Hangat setidaknya. <br /><br />Dingin itu masih saja berkuasa. Panas yang kusebar belum saja terasa. Lambat laun dingin pasti melemah, melepas seluruh cengkramannya padaku. Lalu hanya hangat yang memelukku.<br /><br />Sampai nanti, sampai hangat itu datang, aku akan menunggu. Dan ketika hangat memelukku, aku tak akan melepasnya sedetikpun. Karena hangat itu dia....Dunia LaLahttp://www.blogger.com/profile/09731949374584998793noreply@blogger.com0