September: Berkenalan (Kembali) dengan Diri Sendiri
Banyak hal yang aku lalui sepanjang tahun ini. Dan itu benar-benar amazing. Hampir semua yang aku impikan selama ini, terjadi di tahun ini. Ya, merasakan kerja di koran, televisi, dan majalah. Gak hanya itu, berpindah kerja dari satu kota ke kota lain pun amat sangat aku rasakan. Dan itu luar biasa.
Ya, itu sama seperti apa yang aku mau. Tahun ini memang sangat nomaden. Dua bulan pertama di tahun ini, stay di Bandung. Bulan selanjutnya di Cilacap. April sampai Mei di Jogja. Juni di Jatinangor. Juli dan Agustus di Jakarta. September di Jatinangor. Dan Oktober kembali ke Jogja. Lalu November dan Desember akan kembali lagi ke Bandung. It's so fun!! Yah, walaupun pasti akan capek, but it's okay as long as I'm happy.
Di antara berbulan-bulan aku melanglang dari satu kota ke kota lain, di bulan September inilah aku kembali berkenalan dengan diriku. Ya, setelah ada tawaran kerja itu, aku kembali berkenalan dengan aku. Tentang apa yang aku mau, tentang apa yang aku cari.
Menjadi jurnalis memang menjadi keinginan aku sejak dulu. Tapi ditembah dengan ilmu dan pengalaman yang aku dapat dari awal tahun ini membuat aku berpikir dua kali untuk jadi jurnalis. Tentang jam kerja yang ga pernah pasti. Dan setelah aku mengetahui sedikit tentang pola kerja jurnalis, setidaknya aku tahu kenapa mama sempat tidak setuju aku menjadi jurnalis.
Tawaran itu terlalu menggiurkan terutama setelah percakapan singkat dengan senior di tempat magang beberapa waktu lalu. Realistis, ujarnya. Dan entah, saat itu juga aku mengalami dilemma. Walaupun aku tahu, aku masih punya tanggungan besar untuk aku sendiri dan orang tuaku, skripsi.
Jelas skripsi menjadi hal paling utama yang akan aku dahulukan. Tapi tetap saja aku dilemma antara menjawab ya atau tidak. Hingga akhirnya seorang teman berkata, "Kenapa gak bilang iya aja? Kamu bisa aja gak bakal dapat kesempatan ini lagi. Cari kerjaan sekarang susah loh. Belum tentu kamu lulus kamu bisa langsung dapet kerjaan". Cukup menusuk dan cukup membuat saya berpikir. Hingga akhirnya saya terima. Toh ini sesuai impian saya, Menjadi jurnalis dan di desk yang saya inginkan.
Kemudian perkenalan saya dengan diri saya tidak berakhir di situ. Hingga akhirnya saya kembali mengenal diri saya lebih dalam lagi. Saya sedikit melupakan hal penting dalam diri saya. Ya, saya lupa dengan diri saya sendiri. Saya lupa kalau saya bukan robot yang harus terus menerus mengerjakan hal-hal apapun. Saya lupa ini.
Saya, selalu memaksa diri saya untuk apapun itu. Bangun tidur, lalu ke kampus, mengerjakan skripsi, pulang, mengerjakan pekerjaan, lalu tidur. Begitu terus. Saya lupa bagian saya adalah saya seorang manusia dan bukan robot. Saya lupa bagian itu. Saya lupa dengan diri saya sendiri yang butuh santai, istirahat sejenak, no stress, dan waktu untuk diri saya sendiri.
Saya sadar mengapa saya tak bisa menjawab mengenai apa yang saya cari dan apa yang saya tuju. Karena saya melupakan diri saya sendiri. Setelah saya menyadari itu, saya menemukan semua jawaban apa yang saya cari, apa yang saya tuju. Saya mencari saya yang saya kenal. Seorang Lala yang bisa mengenal dirinya dan mengerti apa yang dimaunya. Dan itu yang hilang sejenak dari saya. Saya menemukan tujuan saya, sebuah tempat yang membuat saya bahagia.
Dan sekarang saya tahu apa yang saya cari -seorang Lala yang bisa menuntun dirinya sendiri dan sebuah tempat yang bisa membuatnya rileks sehingga melahirkan idenya tanpa rasa tertekan-, dan apa yang saya tuju -impian yang selama ini saya ciptakan dan apa yang telah menjadi target saya sejak lama-
Saya tahu, semua yang saya lakukan hingga sekarang bukanlah akhir dari pencarian dan tujuan saya, tapi saya tahu dan saya yakin, ini adalah sebuah proses menuju tujuan saya. Dan saya tahu, ke mana saya harus berjalan menuju tujuan saya.
Namun, terlepas dari itu semua, seluruh peristiwa dan semua hal yang terjadi pada saya, membuat saya menjadi lebih mengenal jauh siapa saya. Membuat saya mengenal tentang saya, bukan hanya sisi egoisme saya, tapi juga mengenai bagaimana saya dan semua proses yang terjadi dalam diri saya termasuk mengenai pola pikir saya. Dan yang paling penting, inilah yang membuat saya makin mencintai dan bersyukur tentang diri saya dan hidup saya. :)
Kadang kala jalan yang sedang kita lalui tidak sepenting jalan yang akan kita tuju -- Kevin Smith
0 komentar:
Posting Komentar