Tirani dan Benteng


Belajar sejarah tak selalu dari buku-buku Sejarah di sekolah. Ada banyak cara untuk belajar sejarah, salah satunya melalui sastra. Taufiq Ismail mengemas sejarah dalam puisi-puisinya yang kemudian dia rangkum dalam kumpulan puisinya. Salah satu sejarah yang dia rangkum adalah masa ketika Indonesia pada tahun1966. Taufiq Ismail merangkum peristiwa-peristiwa sejarah pada tahun 1966 dalam dua kumpulan puisnya Tirani dan Benteng yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul yang sama, Tirani dan Benteng. Dalam kedua kumpulan puisinya ini, Taufiq jujur kepada para pembacanya mengenai semua yang terjadi pada tahun 1960 hingga 1966.
Meski puisi-puisi yang ada di dalamnya merupakan puisi yang ditulis Taufiq dari tahun 1960 sampai 1966, bukan berarti sudah telat untuk membaca buku kumpulan puisi ini. Ada berbagai macam peristiwa yang terjadi pada tahun 1960 hingga tahun 1966 yang tidak kita temui atau kita pelajari saat pelajaran Sejarah di sekolah.
Sejumlah 73 puisi Taufiq Ismail yang terdapat dalam buku puisi Tirani dan Benteng ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Puisi-puisi Menjelang Tirani dan Benteng, Tirani, dan Benteng. Puisi-puisi pada bagian Puisi-puisi Menjelang Tirani dan Benteng ditulis Taufiq antara tahun 1960 sampai 1965. Sedangkan puisi-puisi pada bagian Tirani dan Benteng ditulisnya pada hari-hari demonstrasi tahun 1966. Puisi-puisi dalam buku Taufiq Ismail ini bertemakan tentang kecemasan, kesangsian, kebebasan, harapan, angan, cita-cita, dan tekad.
Dalam buku ini Taufiq merangkum kejadian-kejadian pada tahun 1966 yang diwarnai demo mahasiswa memprotes pemerintah dengan gaya berpuisinya. Sebut saja puisi Dari Catatan Seorang Demonstran dan Dari Ibu Seorang Demonstran yang menggambarkan keadaan demo ketika tahun 1966. Taufiq melukiskan kejadian yang dilihatnya dan yang terjadi melalui puisinya dengan bercerita kepada pembaca.
Kejadian penembakan terhadap mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang berdemo pun ditulis Taufiq dalam puisi-puisinya yang berjudul Karangan Bunga, Percakapan Angkasa, dan Salemba. Tak hanya menceritakan bagaimana suasana dan keadaan pada tahun 1966, puisi-puisi Taufiq pun mampu memberikan emosi yang membuat kita terbawa dalam suasana puisi-puisinya serta merasakan seolah kita berada di keadaan tersebut. Emosi yang dibangun Taufiq itulah yang menjadi daya tarik lainnya pada puisi-puisinya ini.
Dalam puisi Karangan Bunga saja, dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah dicerna, Taufiq mampu menyampaikan emosi dan suasana ketika tiga anak kecil datang dan memberi bunga tanda ikut berduka cita atas meninggalnya Arif Rachman Hakim. Ya, puisi-puisi Taufiq Ismail memang dikemas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tetapi dibalik itu, puisinya mengandung emosi dan makna yang dalam.
Tak hanya puisi saja yang bisa kita nikmati dalam buku kumpulan puisi ini, berbagai macam foto pada tahun 1966. Foto-foto mengenai demo dan penembakan terhadap Arif Rachman Hakim memenuhi halaman-halaman kumpulan puisi ini. Foto yang disajikan dalam buku ini merupakan kisah dari puisi yang ditulis Taufiq Ismail. Jadi, ketika kita membaca puisi Taufiq Ismail dalam buku ini, kita bisa melihat situasi tahun 1966 melalui foto di halaman sebelah puisi yang kita baca.
Taufiq juga mengkritik pemerintah pada tahun 1960-an itu. Taufiq menulis puisi Syair Orang Lapar yang menceritakan seberapapun orang lapar akan tetap mendengarkan Bung Karno berpidato sedangkan pemerintah tak bergerak untuk rakyat yang lapar itu. Atau tengok saja puisi Pengkhianatan Itu Terjadi Pada Tanggal 9 Maret yang menceritakan keadaan pemerintah, lebih tepatnya konflik yang terjadi pada pemerintahan.
Selain itu, Taufiq juga menulis hal-hal kecil yang terjadi di sekitar demonstrasi. Oda Bagi Seorang Supir Truk dan Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya adalah contohnya. Kedua puisi ini ditulis Taufiq dengan menceritakan bagaimana supir truk dan penjual rambutan pada rombongan mahasiswa yang berdemonstrasi.
Tidak hanya puisi yang bercerita sejarah dan foto-foto kejadian saat demonstrasi pada tahun 1966, dalam kata pengantar buku ini, Taufiq Ismail menceritakan kronologis yang terjadi pada tahun 1966. Taufiq menceritakan bagaimana pemerintah pada saat itu, bagaimana demonstrasi terjadi, dan hal-hal penting apa saja yang terjadi pada tahun 1966. Selain itu, Taufiq Ismail juga membahas mengenai Lekra dan Manifes Kebudayaan yang pada saat itu menjadi bahan perbincangan banyak orang.
Jika anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai sejarah Indonesia, terutama yang terjadi pada tahun 1960-an, buku kumpulan puisi Tirani dan Benteng ini bisa menjadi pilihan alternatif anda. Selain mengerti tentang sejarah Indonesia, puisi-puisi yang ada dalam kumpulan puisi ini juga bisa menghibur kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Taman Ilmu, belajar dan mengajar

Sebuah bangunan kecil dengan halaman yang cukup luas dan terduh serta sebuah taman bermain di depannya terlihat ramah menyambut siapapun yang datang. Suasana ramai dan tawa anak-anak pun terdengar dari dalam bangunan ini. Ya, itulah sekolah Taman Ilmu yang terletak di Sukawening, Jatinangor. Sebuah sekolah yang dibangun oleh BEM Kema Universitas Padjadjaran. Sekolah Taman Ilmu ini juga merupakan salah satu program kerja dari BEM Kema Unpad sebagai bentuk pengabdian kepada Masyarakat.
Pendirian sekolah ini dicestukan oleh Atif, mahasiswa Fakultas TIP Unpad. Atif mendapat inspirasi untuk mendirikan sekolah untuk anak-anak di Jatinangor setelah melihat taman bacaan yang didirikan oleh ITB. “Inspirasinya dari Taman Bacaan di ITB, terus akhirnya alhamdulillah dapat tempat di PAUD Bunda Hajar ini dan Mei 2008 Taman Ilmu berdiri”, ujar Ahmad, salah satu pengurus Taman Ilmu.
Siswanya berasal dari sekitar sekolah Taman Ilmu ini. Sekolah Taman Ilmu ini juga tak memungut biaya dari siswanya alias gratis. “Pendirian sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan pendidikan anak-anak, khususnya di sekitar Taman Ilmu ini”, ujar Ahmad.
Sebelum mereka mengajar di Sekolah Taman Ilmu, para pengurus Taman Ilmu ini melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar untuk mengajak anaka-anak di lingkungan Taman Ilmu untuk belajar di sana. Hasilnya, masyarakat sekitar menyambut baik respon para pengurus Taman Ilmu. Hal ini terlihat dari banyaknya anak yang belajar di Taman Ilmu. Hingga saat ini Taman Ilmu memiliki sekitar 50 murid.
Berbeda dengan sekolah pada umumnya, Taman Ilmu lebih cenderung sebagai tempat les untuk anak-anak di sekitar Taman Ilmu. Namun, pola mengajar di sini disusun seperti layaknya sebuah sekolah. “Sebenarnya di Taman Ilmu itu kayak tempat les untuk membantu belajar anak-anak di sekitar Taman Ilmu. Tapi ada beberapa anak yang putus sekolah, yang kita ajak untuk sekolah di situ”, terang Ani, pengurus Taman Ilmu. Yang berbeda, di Taman Ilmu ini kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 14.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB setiap hari Senin hingga Jumat.
Selain itu yang membedakan Taman Ilmu dengan sekolah lain adalah pengajar di sini semuanya adalah mahasiswa Unpad dari berbagai fakultas. Cara perekrutan guru di sini juga terbuka, siapapun bisa menjadi guru asalkan dia mahasiswa Unpad. “Ya kita buka pendaftaran untuk guru di sini kemarin Maret dan hasilnya ada seratus orang yang berminat menjadi guru di Taman Ilmu ini”, ujar Guruh, Kepala Sekolah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Menengok Manusia dalam Rahasia Selma


Judul buku : Rahasia Selma
Penulis : Linda Christanty
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2010
Harga : Rp 30.000,00
Tebal : 121 halaman

Setelah Kuda Terbang Maria Pinto terbit pada tahun 2004, tahun ini, Linda menerbitkan kembali kumpulan ceritanya yang berjudul Rahasia Selma. Dalam kumpulan cerita Rahasia Selma ini terdapat sebelas cerita yang bisa kita nikmati seperti Babe, Para Pencerita, Drama, dan Rahasia Selma. Kesebelas cerita tersebut memiliki latar belakang yang berbeda. Persamaan dari sebelas cerita tersebut adalah bercerita tentang manusia dengan bahasa sastra yang memikat.
Dalam cerita Babe kita akan menemukan cerita tentang keegoisan istri yang sangat menyanyangi suaminya. Cerita tentang pertemuannya dengan suaminya dan para selingkuhannya serta bagaimana ia sangat menyanyangi suaminya tetapi ia sendiri melupakan nama suaminya. Lain dengan Para Pencerita, dalam cerita ini diceritakan tentang seorang anak yang bercerita tentang keluarganya, mulai dari ayah hingga kakaknya.
Lain lagi dengan cerpen yang berjudul Para Pencerita. Dalam cerita ini tentang sebuah keluarga Aceh dan permasalahan keluarganya. Cerita singkat yang ringan namun dapat memberikan sejuta pelajaran bagi para pembaca. Atau cerpen yang berjudul Rahasia Selma yang menceritakan tentang perjalanan kecil seorang anak yang dirangkum Linda dengan penuh makna tentang trauma, kesedihan, kesepian, dan kebiasaan-kebiasaan lain.
Dengan dikemas bahasa sastra, menjadikan cerpen dalam kumpulan cerita Rahasia Selma ini lebih terasa hidup. Kesebelas cerita tersebut diceritakan dengan gaya cerita yang berbeda namun tetap berbau sastra. Pada beberapa cerpen narasi, Linda menceritakan detail-detail dengan apik dan memukau.
Teknik penceritaan yang digunakan Linda mampu membawa kita mengikuti jalan ceritanya. Dengan gaya bercerita narasi yang digunakannya, Linda mengajak kita untuk masuk ke dalam cerpen yang dibuatnya. Membawa kita untuk berkhayal seakan-akan kita berada di tempat yang digambarkannya. Dalam buku ini kita akan lebih banyak menemukan cerpen yang diceritakan narasi daripada dialog. Dari narasi itulah, Linda membangun karakter yang kuat untuk setiap ceritanya dan tentu saja, cerita narasi tersebut mampu membawa pembaca mengikuti setiap ceritanya. Tak mudah ditebak di setiap ending ceritanya. Secara keseluruhan Linda mampu memberi kejutan-kejutan di setiap akhir cerita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Kita, Asing

Benar, kita hanya orang asing
Tak mengenal satu sama lain
Kita, orang asing
Yang dipaksa keadaan untuk saling mengenal

Kita hanya orang asing
Saya tak pernah mengenalmu dengan baik
Dan kau, tak pernah mengenalku dengan baik
Kita hanya orang asing yang dipaksa untuk saling mengenal
Oleh waktu

Saya tak pernah tahu siapa kau
Dan kau tak pernah tahu bagaimana saya
Kita hanya orang asing yang dipaksa mengenal
Dan ketika waktu itu habis, kita kembali asing

Sekarang, waktu itu usai
Kita kembali asing
Saya tak pernah kenal kau
Dan kau tak pernah mengenalku
Dan kita tak pernah menyapa lagi setelah waktu usai
Karena kita orang asing



Jatinangor, 16 Agustus 2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Pentingnya Strategi Bersaing bagi Pengusaha Sepatu

Toko-toko sepatu itu berjejer hampir di sepanjang Jalan Cibaduyut, Bandung. Ya, jalan Cibaduyut memang terkenal dengan sepatunya. Di Jalan Cibaduyut inilah sepatu dibuat dan dipasarkan, mulai dari sepatu anak-anak hingga dewasa.Sepatu ini dihasilkan oleh produsen lokal, asli Indonesia yang merupakan usaha mikro dan kecil.
Usaha mikro dan kecil diperlukan bagi suatu negara karena usaha mikro dan kecil dapat menyerap banyak tenaga kerja, sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran. Dengan demikian usaha mikro dan kecil mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan perekonomian negara.
Di Bandung sendiri, usaha mikro dan kecil mengalami kenaikan pada tahun 2003 hingga 2005. Hal ini terlihat dari nilai tambah bruto dan peranan usaha dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengenai Nilai Tambah Bruto (NTB) dan Peranan Menurut Skala Usaha, terdapat kenaikan sebesar 43,81% pada tahun 2003, 44,21% pada tahun 2004, dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 44,30%. Dalam tiga tahun tersebut menunjukkan peningkatan peranan usaha kecil terhadap Nilai Tambah Bruto (NTB).
Ya, usaha sepatu di Cibaduyut ini disebut usaha mikro dan kecil karena usaha ini dimiliki oleh perorangan dan memiliki hasil penjualan maksimal Rp 2,5 milyar per tahunnya dan jumlah pekerja tak lebih dari 19 orang. Tidak hanya di Cibaduyut, di beberapa tempat lain di Jawa Barat seperti Bogor, Tasikmalaya, dan Ciamis, usaha sepatu ini ada.
Meskipun toko sepatu berjejer di sepanjang Jalan Cibaduyut, para pengusaha ini perlu untuk bersaing dengan pengusaha sepatu lain untuk mendapatkan keuntungan maksimal mereka. Strategi bersaing yang diterapkan oleh para pengusaha sepatu di Cibaduyut hampir semuanya sama, seperti menyebar katalog. Katalog ini diberikan kepada konsumen atau kepada para agen sepatu mereka. “Katalog ini isinya sepatu-sepatu produksi kita. Biasanya sekitar 3 bulan sekali ada katalog baru,” ujar salah seorang karyawan took di Cibaduyut yang tidak mau disebutkan namanya. Beberapa pengusaha sepatu memang menyediakan catalog hasil sepatu produksi mereka. Untuk bersaing dengan pengusaha sepatu lainnya, ada juga yang menyediakan layanan pengiriman sepatu kepada konsumen. “Kita bisa juga kirim sepatu untuk konsumen yang ada di luar kota. Jadi nanti tinggal telpon ke kita aja mau sepatu yang mana, ukuran berapa, terus kita kirim”, ujar Suheri, pemilik usaha sepatu “Repalts”.
Selain masalah persaingan, ada masalah lain dalam usaha persepatuan ini seperti sistem keuangan yang yang tidak benar dan penyuluhan kewirausahaan yang tidak tepat. Hal inilah yang mengundang Theo Suhardi untuk meneliti mengenai perilaku berwirausaha, kemampuan manajerial, dan strategi bersaing para pengusaha sepatu di Jawa Barat.
Pemelitiannya kemudian disusunnya dalam sebuah disertasi yang berjudul Pengaruh Perilaku Berwirausaha dan Kemampuan Manajerial terhadao Strategi Bersaing serta Dampaknya terhadap Kinerja. Lewat disertasinya ini, Theo Suhardi berhasil meraih gelar doctor ekonomi dari Universitas Padjadjaran, awal November lalu. Dalam penelitian ini, Theo mengambil populasi sebanyak 1275 usaha mikro dan kecil persepatuan, dengan sampel sebanyak 187 pemilik atau manajer usaha mikro dan kecil persepatuan.
Menurut Theo, sistem manajerial yang ada pada para pengusaha sepatu di Jawa Barat masih belum baik. “Keuangan rumah tangga dan keuangan usahanya masih dicampur, tidak ada pemisahan. Ini yang tidak baik. Dan juga para pengusaha itu tidak berani untuk menggaji diri mereka sebagai manajer. Ini yang salah, seharusnya mereka berani”, ucap Theo. Dari penelitiannya, Theo menyimpulkan bahwa ada kaitan yang erat antara perilaku berwirausaha, kemampuan manajerial, dan strategi bersaing terhadap kinerja pengusaha sepatu. “Kinerja itu dipenuhi dari perilaku berwirausaha, kemampuan manajerial, dan strategi bersaing”, jelas Theo.
Theo sendiri mengkhususkan penelitiannya pada usaha mikro dan kecil sepatu karena menurutnya sepatu merupakan primadona Bandung. “Jins dan sepatu itu kan primadonanya Bandung. Kalau primadona ini dibiarkan, bisa hilang”, ucap Theo. Karena itulah, Theo meneliti usaha mikro dan kecil persepatuan karena dia berpendapat usaha sepatu dapat dihidupkan kembali menjadi primadona Bandung. “Sepati itu primadonanya Bandung dan ini menjadi peluang yang bagus untuk dihidupkan kembali. Karena menurut penelitian di luar negeri, 80% ekonomi negara ditopang oleh usaha mikro dan kecil”, jelas Theo.
Meskipun demikian, usaha persepatuan ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti kemampuan kewirausahaan, motivasi kewirausahaan dan kinerja pengusaha. Kelemahan-kelemahan tersebut jika tidak diperbaiki bisa saja memperburuk sebuah usaha sepatu dan akhirnya berhenti di tengah jalan. Penelitian Theo ini memang dikhususkan pada tiga aspek yaitu perilaku berwirausaha, kemampuan manajerial, dan strategi bersaing.
Dalam disertasinya, Theo menuliskan perilaku berwirausaha adalah melaksanakan kegiatan kewirausahaan yang merupakan aplikasi dari kreativitas dan keinovasian untuk mengambil peluang yang ada dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan cara baru dan berbeda untuk memberikan nilai tambah seseorang. Pengusaha mikro dan kecil juga membutuhkan kemampuan kewirausahaan itu untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan kelemahan kemampuan manajerial yang ada pada pengusaha sepatu itu adalah lemahnya pemasaran mereka. “Kemampuan mengatur orang, mengatur rencana, itu yang kurang. Jadi pemilik atau manajer harus memiliki jiwa kepemimpinan”, terang Theo. Kelemahan dalam perilaku berwirausaha ini seperti kurangnya ketegasan. Sebanyak 67% pemilik usaha bertindak tidak tegas dengan jarang mengubah aturan. Perilaku berwirausaha inilah yang perlu dirombak oleh pengusaha agar orang termotivasi untuk berusaha.
Salah satu cara menumbuhkan motivasi kewirausahaan adalah dengan pendidikan atau penyuluhan. Sayangnya, penyuluhan yang ada hanya ditujukan pada usaha mikro dan kecil yang sudah memiliki badan hukum. Padahal sebanyak 82,89% usaha mikro dan kecil tidak berbadan hukum. “Inilah yang salah. Kenapa hanya yang sudah berbadan hukum yang dirangkul. Padahal masih banyak yang perlu dirangkul seperti usaha kecil yang tidak berbadan hukum”, kata Theo. Hal ini juga yang dapat membuat para pengusaha kecil tidak memahami pentingnya motivasi kewirausahaan dan perilaku berwirausaha.
Sebanyak 49,73% order produksi pengusaha sepatu diperoleh dari permintaan konsumen. Strategi bersaing yang ada dalam usaha persepatuan inilah yang perlu diubah menurut Theo. Menurutnya, strategi bersaing ini juga dapat untuk mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru. “Servis untuk pelanggan ini juga perlu diperhatikan dan ini bisa dijadikan sebagai strategi bersaing”, ucap Theo.
Strategi bersaing lainnya juga bisa diterapkan dengan mengeluarkan produk baru dan pengembangan produk. Namun yang menjadi masalah sebanyak 40,11% pengembangan produk hanya sebatas rencana saja. Masalah lain yang ada dalam strategi bersaing ini adalah logo perusahaan atau logo dagang. Sebanyak 54,55% atau 102 perusahaan baru berencana membuat logo tahun depan. Dan hanya 11,23% atau 21 perusahaan saja yang memiliki logo dan sudah dipatenkan. “Kemampuan strategi bersaing itu banyak dipengaruhi oleh jiwa kewirausahaan atau perilaku berwirausaha. Sebanyak 44% perilaku itu mempengaruhi strategi bersaing”, ujar Theo.
Menurut Prof. Dr. Sucherly, promotor Theo Suhardi, apa yang ditulis Theo dalam disertasinya mengenai usaha mikro dan kecil merupakan sebuah fenomena dari fakta dan diteliti dengan teori manajemen Usaha Kecil Menengah (UKM). “Jadi, masalah itu dipikirkan sesuai kerangka pemikiran dia sesuai teori”, ujar Sucherly. Hasil dari penelitian Theo pun diamini oleh Sucherly. “Ya, memang begitu, kemampuan manajerial dan perilaku berwirausaha berkaitan dengan kinerja”, ujar Sucherly.
Secara keseluruhan, para pengusaha sepatu di Jawa Barat masih harus memperhatikan beberapa hal untuk dibenahi. Theo menulisakan dalam disertasinya bahwa kesulitan modal masih menjadi masalah pokok yang dihadapi pengusaha sepatu. Masalah lainnya adalah kemampuan komunikasi, dan kreatifitas juga masih kurang serta kurangnya mengambil resiko dalam usaha. “Jadi, yang kurang seperti ini harus diperbaiki dan yang sudah cukup bagus harus ditingkatkan lagi”, ujar Theo.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

We start from here

Gak kerasa dah seminggu lbih gw bebas dari KKN. Dan dah seminggu ini juga gw bergeje-ria di kosan yang sepi karena anak2 kosan dah pada pindah. Well, ini semua gak lebih baik dari di Desa Patakaharja, tempat KKN. Paling gak di tempat KKN ada banyak temen2 yang selalu setia untuk bermain, ngobrol, jalan2, dan segala macamnya.

Anyway, gw bersyukur banget dapet tempat KKN di desa itu. Desa tempat KKN gw sangat sangat menyenangkan. Orangnya asli baik-baik banget dan ramah. Dan gw dapet rumah yang pewe.. Paling gak itu kata gw..

Temen2 KKN gw? Seru abis. Gw suka lah sama tmen-temen KKN gw. Awalnya gw mikir yang gak enggak-enggak soal KKN karena cerita-cerita KKN dari teteh-teteh kosan. Tapi ternyata, gw sangat menikmati KKN gw.. hahaa..

Well.. selama KKN, kerjaan wajib kita bisa dibilang main UNO. hahaha.. Dari hari pertama KKN sampe hari terakhir KKN selalu aja mainin UNO. Yang kalah dicemongin mukanya pake bedak ato nyuci piring ato minum air dua sampe tiga gelas. Hahaha.. Kalo gak main UNO ya main yang lain, main kartu cepek, monopoli, ludo, catur, ato ular tangga. Serius deh, gw baru kali itu main monopoli sampe sekaya itu.. hahaha..

banyak banget hal-hal yang gw lakuin bareng ma temen-temen KKN gw.. makan bareng, jalanin program bareng, geje bareng, hampir semuanya bareng. Dan itu seru.. haha..
Sebulan gw bareng mereka, apa-apa mereka. Awalnya gak gampang, tapi akhirnya lebih gak gampang lagi. Awalnya gak gampang untuk mengenal mereka karena mereka semua punya karakter yang beda-beda. Tapi akhir KKN lebih gak gampang buat pisah sama mereka..

Sebulan bareng mereka, ada banyak pelajaran yang bisa gw ambil dari mereka. Dan dari situ gw ngeliat, gw masih blum jadi apa-apa.. Gw masih harus banyak belajar. Dan sekarang gw kangen mereka.. Kangen main UNO, kangen nyemongin muka orang, kangen ketawa bareng, kangen ngobrol, kangen main bareng Denas, kangen semuanyaaaa.... Dan yang gw harap dari semua ini adalah, tali silahturahmi antara gw dan temen-temen gw jangan sampe putus..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments